Waduh, Pasutri Ini Didenda Rp 1,5 Miliar karena Miliki 7 Anak! Kenapa?

- 27 Desember 2020, 15:12 WIB
Ilustrasi bayi. Pasutri bernama Jay Schwandt dan Kateri Schwandt ini sudah memiliki  14 anak laki-laki.   Dalam perjalanan rumah tangganya, pasutri ini mendambakan anak perempuan.
Ilustrasi bayi. Pasutri bernama Jay Schwandt dan Kateri Schwandt ini sudah memiliki 14 anak laki-laki. Dalam perjalanan rumah tangganya, pasutri ini mendambakan anak perempuan. /Pixabay/Laura Garcia

BERITA DIY - Sepasang suami-istri di Kabupaten Anyue, Provinsi Sichuan, dikenai hukuman denda sebesar 718.080 yuan atau sekitar Rp1,5 miliar setelah memiliki anak ketujuh sehingga dituduh melanggar kebijakan dua anak di China.

Namun pasangan tersebut kesulitan membayar denda karena untuk menghidupi keluarga hanya tergantung dari sang suami bermarga Liu, demikian yang diberitakan media lokal.

Liu memohon kepada pihak berwajib agar pembayaran denda tersebut bisa dilakukan dengan cara mengangsur, namun tetap saja tidak mampu.

Baca Juga: Inna Lillahi, 234 Kiai dan Tokoh NU Wafat selama Pandemi COVID-19

Pasutri tersebut tinggal di daerah yang dikenal penduduknya memiliki anak lebih dari satu.

Pasutri itu memiliki anak pertama berjenis kelamin perempuan pada 1990. Lalu dalam sepuluh tahun berikutnya anaknya bertambah enam dan yang terakhir berjenis kelamin laki-laki lahir pada 2009.

Pihak berwajib lalu melakukan penyelidikan pada 2018 atas dugaan persalinan ilegal dan memutuskan pembebasan biaya jaminan sosial pada pasutri itu.

Otoritas kesehatan setempat lalu mengajukan permohonan ke pengadilan agar membatalkan putusan denda karena dianggap tidak sesuai dengan keadaan saat ini ketika kebijakan dua anak tidak mampu mendongkrak angka kelahiran di negara berpenduduk terbanyak di dunia yang dalam beberapa tahun terakhir ekonominya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat itu.

Baca Juga: Hore! BPUM Akan Cair Lagi, Ini Bocoran Kapan Daftar BLT UMKM Dibuka dan Cara Cek Penerima Banpres

Oleh sebab itu, warganet di China juga menilai hukuman denda terhadap pasutri tersebut bertentangan dengan perubahan struktur kependudukan di China.

Justru warganet menyarankan agar pasutri tersebut mendapatkan penghargaan bukan hukuman karena angka kelahiran baru di China menurun dalam beberapa dasawarsa.

Kongres Rakyat China (NPC) sebagai lembaga legislatif telah mengajukan usulan pencabutan kebijakan keluarga berencana.

Salah satunya diusulkan oleh Huang Xihua, anggota NPC dari Provinsi Guangdong karena melihat banyak daerah di China yang melonggarkan kebijakan tersebut.***

Editor: Resti Fitriyani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x