PBB Ajak Warga Myanmar Kumpulkan Bukti Kekerasan Militer Selama Protes Kudeta

18 Maret 2021, 06:30 WIB
Pasukan kepolisian Myanmar saat menenteng senjata di Yangon, Myanmar, Jumat 4 Maret 2021. /REUTERS/Stringer

BERITA DIY - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta seluruh warga Myanmar, yang memiliki bukti kekerasan militer, sejak awal terjadinya kudeta atas pemerintahan Aung San Suu Kyi, Februari silam untuk mengumpulkannya guna penyelidikan.

Dilansir dari Reuters pada Rabu, 17 Maret 2021, PBB saat ini sedang berupaya melakukan penyelidikan atas kejahatan junta militer Myanmar kepada rakyatnya sendiri.

Saat ini, seperti dikatakan oleh Kepala Penyelidik PBB, Nicholas Koumjian, PBB sedang berupaya mengumpulkan bukti penggunaan kekuatan mematikan, penangkapan ilegal, penyiksaan, dan penahanan orang-orang yang keluarganya tidak diberitahu keberadaan mereka.

Baca Juga: Edhy Prabowo Akui Tak Pernah Kekurangan Uang, kok Jadi Tersangka Kasus Korupsi Benur?

Untuk itu, PBB menyerukan kepada warga Myanmar agar berbagai bukti kekerasan, seperti video, foto, dan lain sebagainya, dapat disimpan untuk nantinya dikumpulkan oleh PBB.

"Untuk membuktikan tanggung jawab, kami membutuhkan bukti laporan yang diterima, perintah yang diberikan dan bagaimana kebijakan ditetapkan," kata Nicholas.

Diketahui sebelumnya, sejak kudeta Myanmar terjadi, masyarakat Myanmar ramai-ramai turun ke jalan menyerukan protes menolak kudeta tersebut.

Baca Juga: Bacaan Surah Al-Fatihah, LENGKAP Arab, Latin, Arti, dan Rahasia di Baliknya

Anehnya, pihak junta militer yang merebut kekuasaan yang sah justru merespons protes warga dengan tembakan peluru tajam, peluru karet, penculikan, dan berbagai macam kekerasan lainnya.

Dilansir dari Pikiran-rakyat.com pada Rabu, 17 Maret 2021, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat yang bernama Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan setidaknya sebanyak 126 orang telah tewas sejak 1 Februari 2021.

Selain data kematian korban kekerasan militer, AAPP juga mengatakan hingga kini telah ada total 2.156 orang ditangkap, didakwa, dan dijatuhi hukuman hanya karena melakukan protes.

Baca Juga: Pengacara Kubu Moeldoko Bongkar Kebohongan Kubu AHY tentang SBY pada Kongres Partai Demokrat 2020

"Di Hlaing Thar Yar, Yangon, banyak orang yang terbunuh dan terluka oleh sejumlah besar pasukan junta dan menjadi seperti medan pertempuran," kata pihak AAPP.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: REUTERS Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler