"Lain kalau memang ada daftar riset kita yang sedang diunggulkan sehingga musti diefisienkan researcher itu, peneliti. Faktanya kita nggak punya peneliti, jadi ngapain? Apa urusannya?” tambah Rocky.
Rocky bahkan menilai bahwa upaya penggabungan kedua keementerian itu untuk mendepak Mendikbud Nadiem Makarim dari kabinet.
“Karena itu satu-satunya urusan adalah mungkin dalam upaya mendepak Nadiem, ya harus dicari cara supaya terbaca seolah-seolah memang ada kebutuhan untuk reorganisir soal-soal research ini,” katanya.
Lebih lanjut, peleburan Kemendikbud dan Kemenristek ini menurutnya karena pemerintah tidak enak hati untuk mengganti Nadiem.
“Keadaan ini memperlihatkan bahwa pemerintah ini nyari-nyari isu aja itu. Bilang aja kalau Nadiem memang nggak diperlukan, ya udah Nadiem diganti. Cuma mungkin nggak enak, alasannya oke dilebur,” ujar Rocky.
“Karena itu nggak mungkin ada dua menteri di situ kan. Jadi Nadiem yang ditendang atau Bambang Brodjonegoro diganti atau orang lain yang diganti,” sambungnya.