BERITA DIY - Berikut informasi Stockholm Syndrome adalah apa, serta penyebab dan tanda gangguan psikologis korban penculikan.
Stockholm Syndrome menjadi perbincangan di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Penyebabnya adalah ketika salah satu sandera yang dibebaskan Hamas menyusul gencatan senjata dengan Israel tampak memiliki raut wajah bahagia dan sempat melambaikan tangan.
Kondisi itu pun membuat warganet menduga sandera Hamas mengalami stockholm syndrome.
Baca Juga: Apa Itu Stockholm Syndrome, Gangguan Psikologis Pada Korban Penculikan: Ini Gejalanya
Lalu, apa itu stockholm syndrome?
Merujuk Cleveland Clinic, Stockholm Syndrome atau sindrom Stockholm adalah kondisi psikologis seseorang yang menjadi korban penculikan, penyekapan, dan penyanderaan.
Sang korban mengembangkan perasaan positif seperti bersimpati kepada penculik atau pelaku kekerasan seiring berjalannya waktu.
Perasaan tersebut seiring waktu tak hanya dialami oleh korban penculikan, melainkan orang yang terjebak dalam toxic relationship seperti KDRT.
Setelahnya juga korban korban akan mengembangkan perasaan positif terhadap pelaku penculikan sebagai bentuk coping mechanism.
Coping mechanism adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menghadapi situasi yang sulit atau menyebabkan stres maupun trauma. Sindrom Stockholm bisa jadi muncul karena korban penculikan ingin meningkatkan peluang atau kesempatan untuk bertahan hidup, dan salah satu caranya adalah dengan bersimpati pada pelaku yang menculiknya.
Gejala Stockholm Syndrome
Orang yang menderita sindrom Stockholm memiliki gejala sebagai berikut:
- Perasaan positif terhadap penculik atau pelaku kekerasan.
- Simpati terhadap keyakinan dan perilaku penculiknya.
- Perasaan negatif terhadap polisi atau figur otoritas lainnya.
Gejala lain yang mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah:
- Kilas balik.
- Merasa tidak percaya, jengkel, gelisah atau cemas.
- Tidak bisa bersantai atau menikmati hal-hal yang sebelumnya Anda nikmati.
- Kesulitan berkonsentrasi.
Penyebab Stockholm Syndrome
Berikut beberapa hal yang bisa menjadi penyebab Stockholm Syndrome:
1. Berada dalam situasi yang penuh emosi untuk waktu yang lama
2. Berada di ruang bersama dengan penyandera dengan kondisi yang buruk (misalnya tidak cukup makanan, ruang yang secara fisik tidak nyaman)
3. Ketika sandera bergantung pada penyandera untuk kebutuhan dasar
4. Ketika ancaman terhadap nyawa tidak dilakukan (misalnya eksekusi palsu)
5. Ketika para sandera belum mengalami dehumanisasi
Demikianlah info mengenai Stockholm Syndrome adalah apa, serta penyebab dan tanda gangguan psikologis korban penculikan.***