Ia menghadirkan keselamatan yang tertuju kepada setiap orang. Semua orang secara sama berhak menerima keselamatan yang dianugerahkan Tuhan sebagai sang pemilik kebun anggur. Semua ini merupakan tanda kemurahan hati Tuhan yang dihadirkan kepada setiap pribadi.
Melalui kemurahan hati-Nya, Tuhan berkarta bagi setiap orang. Tuhan menajdi jawaban atas kegundahan manusiawi. Ia selalu hadir pada waktu yang tepat.
Kepada mereka yang mulai gundah di pagi hari, Tuhan siap untuk hadir. Begitu pula bagi mereka yang gundah di siang, sore maupun menjelang petang, Tuhan selalu ada tanpa terkecuali.
Baca Juga: Renungan Harian Katolik Singkat Tentang Kehidupan: Pentingnya Introspeksi dan Memperbaiki Diri
Namun, kemurahan hati Tuhan sering kali berbanding terbalik dengan sikap hidup kita yang mudah iri, cemburu dan penuh dengan rasa gengsi.
Tuhan mau menerima setiap orang secara cuma-cuma dan tanpa pamrih, tetapi kita sebagai umat-Nya terkadang tidak mampu meneladani sikap tersebut.
Kerap kali kita dikendalikan oleh kecenderungan dosa yang menuntun pada suasana membanding-bandingkan. Sebagaimana para pekerja kebun anggur itu, kita mudah mengukur kualitas seseorang dari kacamata duniawi.
Mereka yang sudah banyak berusaha kita yakini pasti akan mendapatkan lebih bayak berkat daripada mereka yang masih sedikit perjuangannya.
Baca Juga: Renungan Minggu 18 Juni 2023 Katolik, Bacaan Injil Matius 9:36 - 10:8 Tentang Pekerja bagi Tuaian
Kacamata duniawi inilah yang membuat kita terbentur pada sikap membanding-bandingkan padahal apapun yang kita lakukan, sebesar apapun pengorbanan dan ketakwaan kita sebagai abdi, semua itu merupakan bentuk kewajiban manusiawi.