Meskipun meteor memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, namun sebagian besar darinya akan terbakar dan hanya sedikit yang mencapai permukaan bumi. Andi Pangerang dari Pusainsa BRIN menjelaskan bahwa hujan meteor ini tidak berdampak negatif bagi lapisan ozon maupun manusia.
Namun, untuk objek antariksa seperti pesawat ruang angkasa, fenomena ini bisa menjadi masalah. Sebagai contoh, pada tahun 1993, NASA harus menunda peluncuran NASA-STS-51 karena kekhawatiran terhadap potensi kerusakan yang mungkin disebabkan oleh hujan meteor.
Jadi, bagi Anda yang ingin menyaksikan fenomena alam ini, siapkan matamu untuk pemandangan indah yang akan terukir di memori. Tentunya dengan perlengkapan sederhana: langit yang cerah, kegelapan, dan tentu saja, sedikit kesabaran. Selamat menikmati tarian bintang jatuh di langit Agustus!***