Rencana pembangunan ini akan melibatkan wilayah yang meliputi 14 kecamatan dan puluhan desa, yang secara signifikan akan merubah aksesibilitas dan konektivitas wilayah-wilayah tersebut.
Titik awal pembangunan direncanakan akan dimulai dari Junction Sleman yang berlokasi di Dusun Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman dan berakhir di Bandara YIA.
Di sepanjang lintasan ini, akan terdapat empat titik simpang susun penting, yaitu Gamping, Sentolo, Wates, dan Kulonprogo.
Setiap simpang susun diharapkan mampu menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Namun, seperti halnya proyek pembangunan lainnya, pembangunan tol Jogja-YIA ini pun tak lepas dari berbagai tantangan.
Salah satu tantangan terbesar adalah proses pembebasan lahan. Pemerintah berusaha memastikan proses ini berjalan adil dan teliti, dengan melakukan konsultasi publik dan kompensasi kepada masyarakat. Tahapan ini telah berlangsung sejak Februari 2023 dan masih terus berlanjut.
Di tengah tantangan tersebut, optimisme tetap terjaga. Tol Jogja-YIA diproyeksikan menjadi komponen penting dari "segitiga emas" pertumbuhan ekonomi di DIY dan Jawa Tengah.
Segitiga emas ini merujuk pada tiga titik penting yaitu Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Bandara Adi Sumarmo di Solo, dan Bandara Ahmad Yani di Semarang, yang semuanya akan dihubungkan oleh jaringan tol ini.