Artinya: “bertakwalah kepada Allah di mana pun berada, iringilah keburukan dengan kebaikan karena kebaikan dapat menghapus keburukan, dan berkawanlah dengan adab yang baik”. (H.R Athabrani dari Abi Dzar)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dari hadis tersebut, kita simpulkan bahwa untuk merealisasikan sebagai orang yang berhasil, maka caranya yaitu: pertama, senantiasa bertakwa kepada Allah dimanapun berada. Ketakwaan bukan hanya sekedar menunaikan kewajiban, melainkan di dasari dengan cinta dan keikhlasan.
Apabila kita terus menanam cinta kepada Allah, maka perjuangan sesulit apapun dalam beribadah maupun menjauhi kemaksiatan akan terlewati dengan lebih ringan.
Dan apabila semua dedikasi kita dalam beribadah dipondasikan dengan ikhlas, semata-mata hanya karena Allah, dan berharap hanya ridho Allah, maka Allah akan meridhoi kita. Ketika Allah ridho, maka tidak ada yang mustahil bagi kita.
Yang kedua, senantiasa memohon ampunan, selalu bertaubat, dan mendominasikan amal-amal baik daripada amal yang buruk. Sehingga kita sadar bahwa taubat, istighfar, dan menebar kebaikan adalah hal yang penting untuk menuntun kita kepada rahmat dan kasih sayang Allah.
Ketiga, kita senantiasa beradab baik terhadap sesama maupun dengan alam. Ketika kita mengimplementasikan adab atau budi pekerti saat bergaul dengan sesama maupun alam, maka dunia dan seisinya akan rela atas kehadiran kita.
Dan tentunya orang yang sholih ialah orang yang tidak hanya memiliki ikatan kuat kepada Allah, melainkan pula memiliki ikatan kepada sesama.