Para ulama berpendapat bahwa kata ‘Yaumul Furqan’ merujuk pada momen bertemunya pasukan muslimin dan kafir Quraisy di Perang Badar.
Senada dengan pernyataan tersebut, Imam At Thabari dalam Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Quran mengutip pendapat Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA yang berbunyi:
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
Artinya: Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata: Yang dimaksud dengan malam al-furqan yaumul taqāl jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan. (Lihat: Muhammad bin Jarīr At-Thabāri, Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran, [Beirut, Muassasatur Risalah: 2000], juz XIII, halaman: 562).
Salah satu pemikir dan ulama Islam, Ibnu Katsir mengutip pendapat Al-Waqidi mengenai tanggal pasti turunnya Al Quran yang berkata bahwa permulaan wahyu sampai kepada Rasulullah SAW pada hari Senin 17 Ramadhan.
Baca Juga: Sejarah dan Amalan-Amalan Malam Nuzulul Qur'an Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW
Perbedaan muncul di antara para ulama yang berpendapat bahwa Nuzulul Quran jatuh pada 24 Ramadhan yang didasarkan pada pendapat Imam Ahmad bin Hanbal yang berbunyi: