Latin: Nawaytu shauma ayyamil bidl lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.”
Niat ini juga mulai boleh dilaksanakan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal, posisi matahari condong ke barat.
Hal itu dengan catatan belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.
Namun, kesunnahan puasa ayyamul bidh ini menjadi masalah ketika di bulan Dzulhijjah, di mana tanggal 13 bulan Dzulhijjah masih masuk hari Tasyrik yang dilarang puasa mulai tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Sebagaimana hadits dalam Shahih Bukhari dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah, “Pada hari Tasyrik tidak diberi keringanan untuk berpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al hadyu ketika itu.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, puasa ayyamul bidh di bulan Dzulhijjah bisa dilaksanakan setelah selesainya hari Tasyrik yakni 14, 15, dan 16 Dzulhijjah.
Itulah informasi mengenai apakah setelah Hari Raya Idul Adha boleh puasa ayyamul bidh, dilengkapi jadwal serta niat dalam Arab, latin, dan artinya.***