Khutbah Sholat Idul Fitri 2022 Menyentuh Hati Para Jamaah Tentang Memperkuat Persatuan Umat Islam

- 29 April 2022, 14:20 WIB
Ilustrasi - Memperkuat persatuan umat Islam dalam perbedaan, khutbah sholat Idul Fitri 2022 yang menyentuh hati para Jamaah.
Ilustrasi - Memperkuat persatuan umat Islam dalam perbedaan, khutbah sholat Idul Fitri 2022 yang menyentuh hati para Jamaah. /FREEPIK/wirestock

BERITA DIY - Simak khutbah sholat Idul Fitri 2022 menyentuh hati para jamaah tentang memperkuat persatuan umat Islam dalam perbedaan.

Khutbah sholat Idul Fitri 2022 tengah dicari banyak orang untuk disampaikan pada momentum akhir Ramadhan dan lebaran 2022.

Agar jamaah tidak merasa bosan saat menyimaknya, Anda bisa menggunakan teks khutbah sholat Idul Fitri 2022 yang menyentuh hati dan pikiran sehingga tersampaikan dengan baik.

Jika ingin lebih menarik antusiasme jamaah, Anda bisa memulainya dengan membawakan cerita sejarah yang berkaitan dengan tema persatuan umat Islam.

Baca Juga: Teks Ceramah Khutbah Sholat Jumat Terakhir Ramadhan 2022 tentang 'Zakat Meminimalisir Jurang Kaya dan Miskin'

Dikutip BERITA DIY dari lirboyo.net, berikut ini Khutbah sholat Idul Fitri 2022 menyentuh hati dan pikiran tentang persatuan umat Islam.

Khutbah Jumat Idul Fitri 2022

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَالاَحَ هَلاَلٌ وَأَنْوَارٌ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Marilah kita ucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita semua bisa berkumpul bersama dalam suasana hari kemenangan yang penuh suka cita ini, yakni hari raya idul fitri.

Tentunya yang menjadi manivestasi utama dari rasa syukur itu ialah meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya kapanpun dan dimanapun kita berada.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H Pembukaan hingga Penutup Tema: Merengkuh Taqwa Menjadi Muslim Wasathiyyah

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Hari raya idul fitri adalah salah satu bentuk syiar umat Islam. Di hari kemenangan ini, marilah kita pertahankan kerukunan, persatuan dan kesatuan umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terlebih lagi, di zaman yang seperti saat ini. Begitu maraknya berita, kabar, dan bahkan fenomena kebohongan di sekitar kita yang semakin sulit terbendung. Berita hoax, ujaran kebencian, adu domba, dan lain-lain telah menjadi ancaman nyata bagi kita semua, umat Islam, bahkan ancaman bagi seluruh elemen bangsa Indonesia. Tidak ada tujuan lain dari semua itu kecuali untuk memecah belah kerukunan umat dan mengadu domba bangsa kita.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022 yang Menenangkan dan Menyejukan Hati Jamaah, Berjudul Muhasabah Kehidupan Manusia

Dengan demikian, formula terbaik dalam menyikapinya adalah dengan mempererat ikatan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam al-Qur’an Allah SWT telah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai“. (QS. Ali Imran: 103)

Dalam penafsiran ayat tersebut, sahabat Ibnu Mas’ud menafsiri kata hablillah dengan arti jamaah atau perkumpulan. Seperti halnya yang telah Allah SWT firmankan dalam al-Qur’an, Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah hadis tentang pentingnya sebuah persatuan dan bahaya perpecahan. Diriwayatkan dari al-Qadha’i, Nabi SAW bersabda:

Baca Juga: Contoh Isi Khutbah Jumat Menyambut Bulan Puasa atau Ramadhan: Singkat, Ringkas, dan Menyentuh Hati

اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

“Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab”.

Beberapa dalil tersebut telah memberi pemahaman bahwa Allah SWT dan Rasulllah SAW memerintahkan terhadap kita semua untuk menjaga persatuan dan kerukunan umat serta menjauhi permusuhan dan perpecahan. Dan seandainya terjadi sebuah perbedaan, itu adalah sebuah keniscayaan.

Karena pada dasarnya perbedaan yang dilarang adalah setiap perbedaan yang berdampak pada kehancuran dan perpecahan di antara umat Islam. Sehingga kita semua diharuskan pandai dan bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Baca Juga: Khutbah Sholat Jumat Tema Sambut Puasa Bulan Ramadhan 2022 Mengharukan, Singkat, dan Jelas

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Kerukunan dan persatuan harus terus kita pertahankan, terlebih lagi kita sadari bahwa sebentar lagi kita semua akan merasakan atmosfer udara pesta demokrasi. Percaturan dunia politik, permaninan elit, bahkan spekulasi strategi tak lama lagi akan berada di sekeliling kita semua.

Apabila tidak disikapi secara bijak, semuanya akan berpotensi besar akan membawa dampak buruk. Silahkan memiliki pilihan yang berbeda. Namun perbedaan pilihan itu jangan sampai mencederai kerukunan dan persatuan di antara kita semua.

Persoalan pemimpin dalam Islam sangat krusial. Ia dibutuhkan dalam masyarakat atau komunitas bahkan dalam lingkup yang sangat kecil sekalipun. Adanya pemimpin mengandaikan adanya sistem secara lebih terarah.

Tentu saja pemimpin di sini bukan seseorang dengan otoritas mutlak. Ia dibatasi oleh syarat-syarat tertentu yang membuatnya harus berjalan di atas jalan yang benar. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

“Bila ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud)

Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan adalah hal penting dalam sebuah aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa dikatakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil.

Baca Juga: Profil dan Biodata Oded M Danial Walikota Bandung yang Meninggal Dunia usai Jatuh Saat akan Khutbah Jumat

Artinya, perintah Nabi tersebut tentu lebih relevan lagi bila diterapkan dalam konteks komunitas yang lebih besar, mulai dari tingkat rukun tentangga (RT), rukun warga (RW), desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara.

Juga ada lingkup-lingkup aktivitas lainnya yang memperlukan kebersamaan. Hadirnya pemimpin membuat kerumunan massa menjadi kelompok (jamaah) yang terorganisasi. Ada tujuan, pembagian peran, dan aturan yang ditegakkan bersama.

Sebagai warga negara, kita harus berpartisipai aktif dalam pemilihan kepala daerah yang tak lama lagi akan digelar dengan menggunakan hak pilih kita. Dengan ikut andil di dalamnya, berarti kita semua turut berperan aktif dalam melancarkan misi untuk menciptakan hubungan timbal balik dan keharmonisan antara agama dan negara.

Baca Juga: Naskah Khutbah Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah Tema: Sabar dan Ikhtiar Lahir-Batin di Masa Pendemi Covid

Namun yang menjadi tugas penting kita adalah bagaimana tetap menjaga kondusivitas selama pesta demokrasi ini berlangsung. Kita semua harus tetap memegang teguh dan memprioritaskan asas persatuan dan kesatuan. Karena kesatuan tidak hanya sebatas menjaga kita semua dari segala ancaman yang telah ada di depan mata. Melainkan kesatuan sangat dibutuhkan demi menciptakan kemaslahatan bersama.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Pesan kedamaian, persatuan, dan kesatuan ini merupakan salah satu misi jam’iyah Nahdlatu ‘Ulama (NU). Karena di dalam konsep sosial Aswaja An-Nahdliyah, selalu ditekankan akan pentingnya arti kerukunan, terlebih lagi persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun, jami’yah Nahdlatu Ulama menganggap bahwa eksistensi sebuah negara merupakan elemen paling penting dalam mengimplementasikan serta menerapkan ruh syariat islam dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022 yang Membuat Jamaah Menangis Berjudul Mengetuk Pintu Hati

Al-Ghazali, sang argumentator islam pernah berkata dalam salah satu karya monumentalnya, Ihya’ Ulumuddin:

اَلمُلْكُ وَالدِّيْنُ تَوْأَمَانِ فَالدِّيْنُ أَصْلٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَصْلَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ

“Kekuasaan dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama sebagai landasan dan kekuasaan sebagai pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki landasan pasti akan tumbang. Sedangkan sesuatu yang tidak memiliki pengawal akan tersia-siakan.”

Indonesia itu seperti Negara Madinah yang dibangun atas dasar kesepakatan antar elemen bangsa yang berbeda untuk hidup bersama di bawah bendera NKRI. Maka dari itu, tidak ada alasan lagi untuk terus mempertahankan dan memegang teguh jam’iyah Nahdlatul ‘Ulama (NU).

Baca Juga: Naskah Khutbah Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah Tema: Sabar dan Ikhtiar Lahir-Batin di Masa Pendemi Covid

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Marilah kita jadikan idhul fitri kali ini untuk kembali memahami fitrah dasar manusia. Fitrah yang diciptakan untuk saling mengasihi dan saling menyayangi. Kita jadikan idul fitri sebagai momentum untuk merajut kembali tali kerukunan, kebersamaan, dan persatuan bagi bangsa kita dan Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya serta menjadikanya baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur Amin ya rabbal ‘alamin

Demikian khutbah sholat Idul Fitri 2022 menyentuh hati para jamaah tentang persatuan umat Islam dalam perbedaan.***

Editor: Aziz Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x