"Itu artinya, sebagai bangsa Indonesia harus mencintai daerah DKI Jakarta dan mencintai daerah Kalimantan yang menjadi IKN baru. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW," kata Marsudi.
Berbicara mengenai perpindahan atau hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, bagaimana cara Nabi Muhammad SAW berdakwah di kota Madinah sehingga Islam bisa mendapat kemajuan yang sangat pesat?
Perjalanan Dakwah Nabi Muhammad di Madinah
Dakwah Nabi Muhammad SAW pada fase Madinah pasca hijrah dimulai pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 Hijriah (27 September 622 Masehi). Sebelum diberi nama Madinah oleh Rasulullah, kota tersebut dulunya bernama Yatsrib.
Baca Juga: Cara Mudah dan Cepat Membuat Pidato untuk Acara Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Fathurrahman Yahya dalam buku “Antara Makkah dan Madinah” mengutip dari Abdussalam Hasyim Hafidz dalam buku “al-Madinah al-Munawwarah fi al-Tarikh” menjelaskan bahwa nama Yatsrib merujuk pada peristiwa banjir besar yang terjadi pada zaman Nabi Nuh AS.
Dikisahkan ketika Allah SWT menurunkan azab melalui banjir, Nabi Nuh AS bersama pengikutnya yang berada di dalam perahu terdampar di Yatsrib. Namun mereka tidak tinggal lama di Yatsrib karena memilih untuk tinggal di Juhfah.
Mata pencaharian penduduk Madinah sejak pertama kali disinggahi Nabi Muhammad SAW ada dalam sektor pertanian. Masyarakat Madinah saat itu didominasi dari tiga suku besar, yaitu suku Aus, Khazraj, dan Yahudi. Kaum Yahudi terdiri dari tiga suku yaitu Bani Qainuqa`, Bani Nadhir dan Bani Quraidzah.
Thomas Walker Arnold dalam The Preaching of Islam menjelaskan bahwa hal pertama yang dilakukan Nabi Muhammad ketika sampai di Madinah antara lain membangun masjid, mempersaudarakan sesama umat Muslim dan berupaya menyatukan penduduk Madinah yang saling bermusuhan.