Selain Puasa Tasua, dalil yang menjadi dasar untuk melaksanakan ibadah juga dimiliki Puasa Asyura. Bahkan derajat yang dimiliki ibadah ini satu tingkat di bawah Puasa pada Bulan Ramadhan.
Berikut merupakan dalil yang menjadi dasar keutamaan menjalankan ibadah Puasa Asyura pada Bulan Muharram.
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
"Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
Lebih lanjut, Puasa Tasu'a dan Asyura memiliki tata cara tersendiri. Keduanya dianjurkan untuk dilakukan secara beriringan yaitu pada 9 dan 10 Muharram. Sebab keutamaan yang dimiliki kedua ibadah itu saling berkaitan.
Namun, dalam pelaksanaannya Puasa Tasu'a dan Asyura tidak memiliki tata cara khusus yang harus dilakukan dibanding ibadah puasa yang lain. Sebelum menjalankannya dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu pada malam sebelum berpuasa.
Bacaan niat Puasa Tasu'a:
Bahasa Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Arti dalam Bahasa Indonesia:
"Saya niat Puasa Tas'ua, sunnah karena Allah Ta'alla'
Baca Juga: Amalan-amalan Sunnah pada Bulan Muharram 1443 H Tahun Baru Islam, Menilik Anjuran Nabi Muhammad SAW
Bacaan niat Puasa Asyura:
Bahasa Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Editor: Muhammad Naufal Alyaa