BERITA DIY – Pasien atau penyintas Covid-19 yang mengalami gejalan sesak nafas dapat melakukan Proning untuk meningkatkan oksigen.
Teknik Proning ini dapat dilakukan pasien Covid-19 untuk pertolongan pertama jika saturasi oksigen pasien Covid-19 turun di bawah 94 persen, tidak memiliki tabung oksigen, atau belum mendapatkan pelayanan di rumah sakit.
Pasien penyintas Covid-19 dapat melakukan hal ini di rumah sakit maupun saat isolasi mandiri.
Baca Juga: Apa Itu Gammaraas? Berikut Fungsi Lengkap dari Obat yang Digunakan untuk Pasien Covid-19
Namun perlu diingat bahwa teknik Proning ini tidak diperbolehkan bagi:
- Ibu hamil
- Orang dengan riwayat deep vein thrombosis
- Orang yang mengalami patah ulang
- Orang dengan penyakit jantung parah
- Orang dengan tulang belakang yang tidak stabil
Cara melakukan Proning
Sebelum melakukan Proning, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Hindari Proning 1 jam setelah makan
- Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik dan hirup udara segar sebanyak mungkin
- Sesuaikan posisi bantal untuk membuat lebih nyaman
Baca Juga: Link Daftar Vaksinasi Covid-19 di vaksin.sardjito.co.id Dibuka Mulai 19 Juli 2021
Kemudian, dikutip dari laman Instagram resmi @satgasperubahanperilaku dapat melakukan Proning dengan cara sebagai berikut:
- Bantu pasien untuk tengkurap, letakkan bantal pada bagian bawah leher, bawah panggul, dan bawah tulang kering kaki. Pasien dapat melakukan langkah pertama selama 30 menit.
- Pasien dapat melakukan teknik Proning dengan cara berbaring menghadap kanan kemudian ke kiri. Posisi ini dapat dilakukan masing – masing 30 menit.
- Pasien dapat duduk bersandar dengan beberapa bantal diletakkan di belakang punggung untuk membantu posisi setengah duduk.
Posisi Proning dapat dilakukan dengan tujuan agar jalur paru – paru akan terbuka sehingga oksigen dapat leluasa masuk ke dalam paru – paru saat mengatur posisi tengkurap pada pasien Covid-19 tersebut.
Selain Proning, pasien isolasi mandiri Covid-19 juga dapat melakukan beberapa gerakan yang dapat meningkatkanoksigen, di antaranya latihan pernapasan diafragma.
Cara melakukan teknik ini yaitu duduk atau sedikit berbaring di Kasur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
Letakkan satu telapak tangan di dada, dan telapak tangan lain di perut. Tarik napas menggunakan hidung, dan alirkan ke arah perut.
Saat proses menarik napas udara udara akan masuk ke perit, dan membuat perut membesar.
Lanjutkan dengan membuang napas melalui mulut perlahan sehingga perut mengempes. Latihan ini dapat dilakukan 5 – 10 menit.
Seperti dikutip dari ANTARANEWS, 17 Juli 2021, Dokter Amien Suharti dari Unit Rehabilitas Rumah Sakit Universitas Indonesia menyatakan bahwa latihan pernapasan diafragma ini dapat mengikat lebih banyak oksigen.***