Epidemiolog UGM: Meski Sudah Suntik Vaksin Wajib Patuhi Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19

- 8 Mei 2021, 10:08 WIB
ILUSTRASI vaksinasi atau suntik vaksin Covid-19.
ILUSTRASI vaksinasi atau suntik vaksin Covid-19. /Pixabay/geralt

BERITA DIY - Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang terus digencarkan oleh pemerintah demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Program vaksin di Indonesia sudah dimulai sejak akhir tahun 2020 dan akan terus dilakukan hingga mencapai tingkat herd immunity. Dimana 70 persen warga Indonesia harus divaksin.

Meskipun sudah ada vaksin, masyarakat tetap diwajibkan melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini karena vaksin tidak 100 persen efektif menangkal virus Corona.

Baca Juga: Bandingkan dengan Amerika Serikat, Fadli Zon Sebut Vaksinasi di Indonesia Lambat

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), dr.Riris Andono Ahmad mengatakan, masyarakat tetap harus patuh protokol kesehatan sekalipun dirinya sudah disuntik vaksin.

"Hingga saat ini belum ada vaksin dengan efikasi (kemanjuran) 100 persen. Jadi walau sudah divaksin tetap masih harus menjalankan prokes untuk melindungi orang-orang di sekitar kita, terutama yang belum divaksin," katanya dikutip dari Antara, Sabtu, 8 Mei 2021.

Andono mengatakan vaksin Sinovac di Indonesia memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen. Sehingga dari 100 orang yang divaksin masih ada kemungkinan sebanyak 34,7 persen terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Mantan Ketum Golkar Aburizal Bakrie Sebut Sudah Divaksin dengan Vaksin Nusantara

Andono menuturkan orang yang telah divaksin bukannya menjadi kebal, tapi memiliki risiko keparahan sakit akibat Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak divaksin.

"Kita tidak tahu menjadi bagian yang 65 persen atau 35 persen. Karenanya mau tidak mau harus tetap mematuhi protokol kesehatan 5M," katanya.

Andono juga mengatakan jika tingkat kemanjuran atau efikasi tiap vaksin Covid-19 berbeda-beda. Dia menyebut dua vaksin yang memiliki efikasi tinggi adalah vaksin Pzifer dan Moderna.

Baca Juga: Selain Ketum Golkar Aburizal Bakrie, Ini Daftar Tokoh Publik yang Jadi Relawan Vaksin Nusantara Terawan

Vaksin Pzifer memiliki efikasi 95 persen dan vaksin Moderna dengan efikasi 94,5 persen. Dengan efikasi yang lebih tinggi akan lebih memproteksi terhadap infeksi COVID-19.

Meski memiliki tingkat efikasi tinggi, tetap akan percuma jika tidak mampu memenuhi kebutuhan vaksin 70 persen durasi waktu imunitas.

"Memang akan lebih memproteksi, tetapi dengan durasi imunitas yang terbatas jika tidak mampu mengcover 70 persen populasi dalam waktu durasi imunitasnya maka penularan akan tetap terjadi," katanya.

Baca Juga: Zubairi Djoerban: Varian Baru Corona E484K akan Ada Dampaknya Pada Efikasi Vaksin

Seperti diketahui kekebalan kelompok atau herd immunity baru dapat tercapai apabila 70 persen populasi telah memiliki kekebalan dalam jangka waktu durasi imunitas.

Andono menyampaikan bahwa sampai sekarang belum ada satupun vaksin dengan efikasi 100 persen. Dengan begitu masyarakat tetap diminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kalau ada vaksin dengan kemanjuran 100 persen dengan durasi imunitas yang panjang selama ini bisa menjadi teknologi ideal menghentikan pandemi," ujarnya.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x