Geram KPK Minim Prestasi, Mantan Jubir KPK: Negeri Ini Dieksploitasi, Dihisap, Hak Rakyat Dicuri

- 5 Mei 2021, 16:11 WIB
Mantan Juru bicara (Jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah ikut angkat bicara terkait informasi penyidik senior KPK Novel Baswedan dipecat KPK.
Mantan Juru bicara (Jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah ikut angkat bicara terkait informasi penyidik senior KPK Novel Baswedan dipecat KPK. /Benardy Ferdiansyah/ ANTARA

BERITA DIY - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (Jubir KPK), Febri Diansyah  angkat bicara soal polemik yang tengah menyelimuti lembaga antirasuah itu.

Febri ikut bersuara soal isu pemecatan penyidik senior Novel Baswedan dari KPK karena diisukan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan sebagai syarat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Febri menuturkan, saat ini tengah terjadi aksi pembusukan terhadap upaya pemberantasan korupsi jika para pegawai yang bersih justru diusir dari KPK.

"Jika mereka yg bersih dan berjuang membongkar skandal korupsi justru ingin diusir dari lembaga antikorupsi, inilah yg sesungguhnya pantas disebut pembusukan upaya pemberantasan korupsi." tulisnya di akun twitter @febridiansyah pada 4 Mei 2021.

Baca Juga: Minta Mantan Jubir KPK Jangan Banyak Omong, Ferdinand Hutahaean: Sadar Diri dan Rendah Hati Jauh Lebih Baik

Ia menambahkan, hal ini merupakan salah satu produk revisi Undang-Undang KPK. Menurutnya, KPK tumbuh dengan kontroversi dan minim prestasi.

"buah revisi UU KPK satu persatu terlihat. KPK tmpak tumbuh dg kontroversi dan minim prestasi." tambahnya.

"Ada kasus2 besar yg skrg sdg ditangani sjumlah Penyidik yg namanya beredar di media akan disingkirkan dr KPK. Sebut saja korupsi Bansos Covid-19, suap Benur di KKP, kasus suap trkait izin di ESDM dg tsk Samin Tan yg baru ditangkap bbrpa wkt lalu, E-KTP dan jg tanjung balai." cuita Febri Diansyah.

Baca Juga: FPI, Rizieq Shihab, hingga LGBT, Ini Daftar Soal Tes KPK yang Menghebohkan hingga Isu Pemecatan Novel Baswedan

Tak hanya itu, para penyidik yang berhasil membongkar kasus mega korupsi seperti yang menjerat Mantan Ketua DPR Setya Novanto juga justru disebut taliban dan radikal.

"Bhkan ada tim penyidik yg dulu pernah menangkap Setya Novanto, Ketua DPR RI dalam kasus E-KTP. Lebih konyol lagi, mereka distempel Taliban dan Radikal. Narasi yg jg dgunakan untuk menyerang lawan2 politik dan melegitimasi proses Revisi UU KPK. Oleh orang2 dan robot yg sama." tambahnya.

Lebih lanjut, Febri Diansyah tidak sejutu jika para pemburu koruptor justru disebut tidak mempunyai wawasan kebangsaan.

Baca Juga: Terbongkar! Riki Utus Om Martin Seret Elsa ke Penjara? Kebohongan Elsa Terbongkar? Ikatan Cinta Malam Ini

"Yg tdk berwawasan kebangsaan itu ya KORUPTOR, bukan pemburu koruptor.Negeri ini dieksploitasi. Dihisap. Hak rakyat dicuri. Wawasan kebangsaan spt apa yg dimiliki koruptor? Tp mereka yg teguh melawan korupsi justru disingkirkan dg alasan tdk lulus tes wwsan kebangsaan?," pungkasnya.***

 

Editor: Iman Fakhrudin

Sumber: Twitter @febridiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x