Apa Itu Epilepsi? Berikut Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

- 10 Maret 2021, 13:55 WIB
Ilustrasi: Penderita Epilepsi, ketahui penyebab, gejala dan cara mengobatinya.
Ilustrasi: Penderita Epilepsi, ketahui penyebab, gejala dan cara mengobatinya. /pixabay/ truthseeker08

BERITA DIY – Epilepsi  telah mempengaruhi 65 juta orang di seluruh dunia. Ketahui apa itu epilepsi, gejala, penyebab serta cara mengobati epilepsi melalui penjelasan dalam artikel ini.

Epilepsi adalah kelaian kronis yang disebabkan oleh kejang berulang yang terjadi secara tiba-tiba. Epilepsi merupakan kelainan neurologis yang cukup umum. Epilepsi dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.

Berdasarkan data yang dihimpun melalui laman Healthline.com, setiap tahunnya terdapat sebanyak 150 ribu kasus epilepsi baru. Penyebab utama epilepsi bagi orang yang berusia di atas 35 tahun adalah stroke. Selain itu, faktor keturunan meningkatkan risiko terkena epilepsi sebesar dua hingga lima persen.

Baca Juga: Apa Itu Insecure? Berikut Pengertian dan cara Mengatasinya agar Lebih Percaya Diri

Gejala utama dari Epilepsi adalah kejang-kejang, baik kejang parsial maupun kejang secara umum. Gejala kejang parsial terdiri atas kejang parsial sederhana yang tidak menyebabkan hilangnya kesadaran dan kejang parsial kompleks yang menyebabkan hilangnya kesadaran.

Gejala kejang parsial sederhana meliputi perubahan pada panca indra, pusing, kesemutan pada anggota badan. Sedangkan gejala kejang komplek meliputi melakukan gerakan berulang-ulang, tidak responsif dan tatapan kosong.

Sementara kejang umum melibatkan seluruh otak. Gejala yang ditimbulkan meliputi pengerasan tubuh, menggigit lidah penurunan kesadaran, lengan dan tungkai berkedut cepat dan sponan, gerakan otot wajah leher dan lengan yang tersentak berulang, jatuh secara tiba-tiba, otot kaku dan berkedip berulang serta hilangnya kesadaran.

Epilepsi disebabkan oleh banyak hal, beberapa diantaranya seperti cedera otak traumatis, demam tinggi, stroke, penyakit pembuluh darah, kekurangan oksigen ke otak, tumor otak, kista, demensia, penyakit menular, cedera prenatal, hingga kelainan genetik. Faktor keturunan juga menjadi penyebab epilepsi.

Baca Juga: Para Ibu Wajib Tahu! Cara Praktis dan Mudah Membuat Slime dengan Bahan Sederhana untuk Mainan Anak

Sementara itu, beberapa hal yang menyebabkan serangan epilepsi adalah kurang tidur, demam, tekanan, intensitas cahaya yang berlebih, kafein, alkohol, hingga obat-obatan berlebihan dan terlarang.

Namun tidak semua serangan epilepsi terjadi karena hal-hal tersebut. Untuk mengidentifikasi penyebab dari serangan epilepsi tersebut sebaiknya digunakan jurnal kejang.

Jurnal kejang tersebut berisikan hari dan waktu kejang, aktivitas yang sedang dilakukan, apa yang sedang terjadi di sekitar, pemandangan, bau serta suara apa yang tidak biasa, penyebab stres tidak biasa, apa yang dimakan atau kapan terakhir kali makan dan tingkat kelelahan dan kualitas tidur.

Baca Juga: Cara Mudah Menggunakan Zoom di Komputer, Laptop, dan HP

Dalam jurnal tersebut juga dapat dituliskan bagaimana perasaan setelah dan sebelum mengalami kejang. Jurnal kejang ini berguna untuk menentukan obat apa yang cocok untuk dikonsumsi serta perawatan apa yang akan dijalani.

Cara mengobati epilepsi disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala, kesehatan fisik seseorang serta bagaimana respon seseorang terhadap terapi yang diberikan. Berikut beberapa pengobatan yang biasa dilakukan kepada penderita epilepsi.

  1. Obat Anti Epilepsi

Obat anti epilepsi dapat mengurangi jumlah kejang yang dialami. Beberapa diantaranya berhasil menghilangkan kejang jika obat diminum sesuai dengan resep yang diberikan.

  1. Stimulator Saraf Vagus

Stimulator saraf vagus perangkat yang dipasang melalui pembedahan di bawah kulit dada. Simulator ini akan mem berikan stimulasi elektrik pada saraf yang mengalir melalui leher dan dapat membantu mencegah kejang.

Baca Juga: Manfaat Mengkonsumsi Ceker Ayam yang Baik bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Kulit

  1. Operasi Otak

Operasi akan membuat area otak yang menyebabkan kejang dapat diangkat atau diubah. Selain itu terdapat operasi invasif minimal dan radiosurgery yang hingga saat ini sedang diselidiki.

  1. Diet Ketogenik

Diet ketogenik merupakan salah satu alternatif bagi seseorang yang tidak merespon pengobatan medis. Diet ketogenik adalah diet yang menekankan pada tingginya lemak dan rendah karbohidrat.

  1. Stimulasi Otak Dalam

Perawatan ini merupakan salah satu perawatan yang sedang dikembangkan. Prosedur dari perawatan ini adalah penanaman elektroda ke dalam otak, kemudian penanaman generator pada dada. Generator akan mengirimkan implus listrik ke otak yang dapat membantu mengurangi kejang.

Demikian informasi terkait apa itu epilepsi, gejala, penyebab serta cara mengobati epilepsi. Semoga bermanfaat.***

Editor: Adestu Arianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah