BERITA DIY - Seorang biksu Thailand Phra Shine Waradhammo menuai kecaman dari kalangan umat Buddha konservatif setelah aksi protesnya di depan parlemen Thailand beberapa waktu lalu guna menyuarakan aspirasinya yang mendukung aborsi.
Bersama dengan 20 aktivis proaborsi lainnya, Phra Shine Waradhammo menuntut parlemen agar mencabut semua hukuman bagi perempuan yang mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilan yang tak diinginkan.
Foto Phra Shine yang tengah mengikuti aksi protes itu, yang diunggah di media sosial, kemudian mendapatkan sorotan dari masyarakat. Akibatnya, berbagai perundungan ia peroleh.
Baca Juga: Tegas! Rizal Ramli Sentil Jokowi Tanyakan Janji Soal Banjir Jakarta
Phra Shine mengaku bahwa dirinya dihina oleh orang-orang yang tak menyukai aksinya tersebut. Hinaan-hinaan itu disampaikan di kolom komentar pada fotonya yang memegang poster bertuliskan 'Hentikan mengutuk aborsi'.
Orang-orang itu, kata Phra Shine, mengatakan dirinya sebagai hantu berjubah warna kunyit yang kelaparan. Orang-orang itu juga menyebutnya sebagai sampah.
Tak hanya proaborsi, Phra Shine juga pro terhadap hak-hak LGBT. Hanya saja, menurut biksu berusia 52 tahun itu, saat ia menyampaikan dukungannya terhdap kaum LGBT satu dekade yang lalu, tak banyak menuai kecaman.
Akan tetapi, Phra Shine mengatakan, aksinya yang proaborsi ini menuai banyak kecaman mungkin karena orang-orang menganggap aborsi sama dengan pembunuhan.