Hukum Puasa Nisfu Sya'ban di Hari Jumat Benarkah Haram? Tak Banyak yang Tahu, Ketahui Dalil dan Hadits Ini

18 Maret 2022, 09:45 WIB
Hukum puasa Nisfu Sya'ban di hari Jumat benarkah haram? Tak banyak yang tahu, yuk ketahui dalil dan hadits berikut ini. /Pixabay/@MuctajidYildiz

BERITA DIY - Hukum puasa Nisfu Sya'ban di hari Jumat benarkah haram? Tak banyak yang tahu, yuk ketahui dalil dan hadits berikut ini.

Saat ini banyak yang cari tahu hukum puasa Nisfu Sya'ban di hari Jumat bagaimana, dalil dan niat puasa. Sebab ada yang menyebut haram.

Padahal pada Nisfu Sya'ban 2022, puasa sunnah jatuh pada hari Jumat, 18 Maret 2022. Pun banyak pihak yang sudah menjalankan sunnah ini.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Nisfu Sya'ban yang Jatuh Pada Tanggal Ini: Bacaan Niat, Doa, Berapa Rakaat & Kapan Dilakukan

Seperti diketahui, Nisfu Syaban merupakan peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan pada kalender Islam, tepatnya pada bulan Syaban.

Salah satu keutamaan yang diperoleh orang yang melaksanakan puasa sunah Sya'ban adalah akan mendapat syafa'at Rasulullah SAW kelak di hari kiamat.

“Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat,” demikian penjelasan Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în.

Baca Juga: Tata Cara Puasa Nisfu Sya'ban 2022: Berapa Hari, Keutamaan, Manfaat, Bacaan Niat, Doa, Hukum dan Dalil Puasa

Lantas, benarkan puasa Nisfu Sya'ban di hari Jumat tergolong haram?

Hukum mengenai puasa di hari Jumat ini terdapat dalam kitab Al-Shiyam milik Imam Muslim dalam bab karohat shiyam yaum al-jumu’ah munfaridan (makruh berpuasa pada hari Jumat secara tersendiri, tanpa diiringi puasa pada hari sebelum atau sesudahnya).

Hukum mengenai puasa di hari Jumat ini juga terdapat dalam kasus Juwairiyah binti al-Harits, istri Rasulullah yang merupakan pemuka kaum Bani Musthaliq yang sedang melakukan puasa sunnah di hari Jumat.

Dari Abu Ayyub dari Juwairiyah binti al-Harits radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuinya di hari Jumat. Saat itu Juwairiyah sedang berpuasa. Nabi bertanya, “Apakah kau kemarin berpuasa?” Juwairiyah menjawab, “Tidak.” Nabi melanjutkan, “Besok kau akan berpuasa?” “Tidak”, jawab Juwairiyah. “Jika demikian, batalkanlah”, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga: Amalan, Keutamaan Puasa Nisfu Syaban, Bacaan Doa Niat Dalam Bahasa Arab & Artinya serta Puasa Tanggal Berapa

Dalam kitab Tuhfat al-Habib, disebutkan, bahwa yang dihukumi makruh berpuasa adalah berpuasa hanya pada hari Jumat, atau hari Sabtu, atau hari Minggu.

Sehingga hukum makruh itu adalah karena menyendirikan (infirad) berpuasa hanya pada satu hari tertentu dan tidak dibarengi dengan hari sebelum atau hari sesudahnya.

Tetapi hukum makruh itu berlaku jika tanpa suatu sebab. Karenanya, jika terdapat suatu sebab, misalnya kebiasaan berpuasa Daud, maksudnya, sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, maka tidak ada hukum makruh dalam praktik puasa ini.

Dalam kitab Subul al-Salam, ketika menjelaskan hadis riwayat Abu Hurairah tentang larangan mengkhususkan berpuasa pada hari Jumat, Imam al-Shan'ani menjelaskan pandangan jumhur ulama.

Baca Juga: Nisfu Syaban 2022 Jatuh Pada Tanggal Berapa dan Amalan: Sunnah Malam Sholat Berapa Rakaat, Puasa Berapa Hari?

Dalam pandangan tersebut, larangan berpuasa hanya pada hari Jumat itu bersifat makruh tanzih, sebagaimana hadis Ibnu Mas'ud, bahwa “Rasulullah SAW berpuasa tiga hari pada setiap bulan, dan sedikit sekali tidak berpuasa pada hari jum’at”.

Perbuatan Nabi Muhammad SAW yang juga pernah berpuasa di hari Jumat menunjukkan, bahwa larangan berpuasa pada hari Jumat bukan larangan yang bersifat haram.

Oleh karena itu, puasa Nisfu Syaban pada hari Jumat esok sesuai hukum harus didahului dengan puasa di hari Kamis sebelumnya, atau dilanjutkan dengan puasa di hari Sabtu. Ini untuk menghindari hukum Nisfu Syaban yang sebelumnya sunnah berubah menjadi makruh.

Demikian hukum puasa Nisfu Sya'ban di hari Jumat benarkah haram? Tak banyak yang tahu, yuk ketahui dalil dan hadits berikut ini.***

Editor: MR Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler