Mengenal Anuptaphobia, Gangguan Ketakutan Jomlo Seumur Hidup, Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

7 Maret 2022, 18:20 WIB
Ilustrasi fobia. Anuptaphobia adalah gangguan kecemasan mengenai ketakutan menjomlo tanpa hubungan seumur hidup. Seperti fobia pada umumnya, anuptaphobia dapat menimbulkan ketakutan hingga mengganggu fisik seseorang. / Pixabay.com/@geralt

BERITA DIY – Simak pengertian dan makna dari Anuptaphobia, salah satu bentuk ketakutan terus-menerus atau gangguan kecemasan mengenai ketakutan menyandang status jomlo hingga akhir hayat.

Sebelum menjelaskan mengenai anuptaphobia, lebih baik kita mengetahui dulu apa itu fobia atau phobia, yang merupakan salah satu bentuk gangguan kecemasan.

Fobia atau phobia adalah ketakutan terus menerus mengenai suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau bahkan situasi. Kondisi fobia ini bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk gangguan kecemasan.

Baca Juga: Apa Itu Phonophobia? Berikut Penyebab, Gejala dan Cara Menghilangkan Fobia

Perbedaan fobia dengan ketakutan atau kecemasan biasa adalah pada fobia bentuk ketakutan tidak bersifat sementara melainkan dalam jangka waktu yang lama, dan bisa menyebabkan reaksi fisik dan stres psikologis.

Pengertian Anuptaphobia

Anuptaphobia adalah ketakutan yang intens dan irasional untuk tetap dalam status lajang atau jomlo tanpa hubungan atau tidak terlibat dalam hubungan romantis dengan siapa pun. Fobia ini muncul dari kombinasi peristiwa eksternal (peristiwa traumatik) dan kecenderungan internal (faktor keturunan atau genetika).

Seseorang dengan anuptaphobia mungkin secara tidak rasional takut bahwa mereka akan menjomlo selama sisa hidupnya. Selain itu, penderita anuptaphobia kerap memiliki harga diri yang sangat rendah, hal itu karena mereka takut akan terus melajang jika hubungan mereka berakhir.

Baca Juga: 4 Cara Self Love untuk Menghargai, Menerima, dan Mencintai Diri Sendiri Demi Menjaga Kesehatan Mental


Dikutip BERITA DIY dari Toronto Star, salah satu penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 di Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa pria dan wanita yang takut menjadi lajang mungkin lebih cenderung memilih menjalin hubungan dengan seseorang yang mereka anggap kurang daripada hidup melajang.

Dalam penelitian yang sama, pria dan wanita yang mengidap anuptaphobia cenderung tidak memulai perpisahan ketika menghadapi hubungan yang tidak memuaskan dan memilih bertahan menjalin hubungan yang buruk atau tidak sehat, alih-alih harus sendirian dan menerima fakta bahwa mereka melajang.

Ciri-ciri Anuptaphobia

Secara umum phobia akan dapat menimbulkan ciri ciri fisik apabila pemicu mengenai fobianya tertrigger. Ciri-ciri sebuah fobia muncul ke permukaan adalah seperti:

- kecemasan ekstrem,

- ketakutan,

- sesak napas,

- napas berlangsung cepat,

- detak jantung tidak teratur,

- berkeringat,

- keringat berlebih,

- mual, dan

- mulut kering.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Self Diagnosis? Berikut Ciri ciri dan Dampak yang Ditimbulkan bagi Kesehatan Mental

Beberapa hal tersebut dapat dipacu dengan hal-hal kecil, seperti melihat dua orang berpacaran dalam drama, menerima undangan pernikahan atau pesta, dan bahkan selintas memikirkan mengenai kehidupan lajang.

Penyebab Munculnya Anuptaphobia

Sepertinya pada banyak kasus fobia lainnya, belum ada penelitian pasti dan hasil yang definitif mengenai suatu hal yang dapat memicu munculnya fobia.

Penyebab paling umum dan banyak dialami oleh penderita fobia adalah dari pengalaman traumatis pada usia muda, yang kemudian dipacu oleh banyak faktor dari luar yang menyebabkan gejala semakin berkembang.

Baca Juga: 25 Link Twibbon Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober 2021, Serta Cara Pasang Lewat HP

Salah satu penyebab paling umum adalah pengalaman hidup dalam keluarga yang bercerai dimana salah satu orang tua terpaksa menjadi single parent.

Dalam alam bawah sadar anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai dapat timbul pikiran bahwa single parent adalah hal yang berat karena harus menanggung beban sebagai ayah dan ibu dalam satu figur.

Hal itu dapat memunculkan rasa takut akan kesepian sehingga mereka terus-menerus memikirkan pernikahan, cinta, dan masa depan. Pengidap anuptaphobia kerap merasa tidak pernah merasa puas dengan dirinya sendiri. Mereka tidak dapat menghabiskan waktu luang sendiri, dan dalam beberapa kasus mereka tidak mau menghadiri perayaan pernikahan.

Bagian terburuk dari anuptaphobia ini adalah baik laki-laki dan perempuan menghabiskan hidup mereka dengan membiarkan ketakutan dan perasaan-perasaan negatif ini mengendalikan dirinya. Mereka tidak merasa bahagia walaupun menjadi lajang, apalagi pernikahan bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

Baca Juga: Apa Itu Body Shaming? Berikut Pengertian, Contoh, dan Dampaknya Bagi Kesehatan Mental

Cara Mengatasinya Anuptaphobia

Anuptaphobia dapat ditangani dengan metode yang sama seperti menangani fobia lainnya, yaitu dengan cara:

1. Cognitive Behavior Therapy (CBT)

Dalam terapi CBT, terapis membantu klien untuk mengubah pikirannya sehingga perilaku yang diinginkan dapat dicapai. Terapi ini efektif, karena jika pikiran atau kognisi berubah maka akan ada dampak yang bertahan lama pada perilaku.

Baca Juga: 7 Manfaat Olahraga Yoga untuk Kesehatan Mental dan Fisik, Nomor 2 Penting Sekali untuk Disimak

Terapis membantu klien untuk menemukan alasan pemikiran ini, perilakunya sehubungan dengan perubahan dalam hidup. Terapi ini berorientasi pada tujuan dan jangka pendek.

Karena itu, hasilnya segera terlihat. Itu mengubah cara seseorang berpikir dan merasa. CBT tidak fokus menyelidiki masa lalu untuk menyelesaikan masalah saat ini, melainkan berkonsentrasi pada situasi saat ini.

2. Exposure Therapy

Ini adalah salah satu cara yang paling sering digunakan untuk merawat pasien dengan Anuptaphobia. Dalam terapi ini, pasien dihadapkan pada sumber ketakutannya selama rentang waktu tertentu.

Baca Juga: Agar Tak Mudah Stress, Lakukan 7 Cara Ini untuk Jaga Kesehatan Mental

Pada awal terapi, terapis akan memaparkan pasien pada rangsangan yang paling tidak memicu fobianya untuk muncul. Seiring kemajuan terapi dan pasien mampu mengendalikan perasaan cemasnya, rangsangan yang diberikan akan semakin meningkat.

Pada bagian perawatan ini pasien diminta untuk memvisualisasikan/membayangkan situasi yang membuatnya cemas. Selama proses pencitraan ini, seseorang benar-benar merasa berada dalam situasi atau tempat tertentu, mengalami berbagai indera.

Demikian penjelasan mengenai anuptaphobia, ketakutan akan situasi lajang atau jomlo dan terlibat dalam hubungan yang dapat menimbulkan ketakutan permanen. Ketakutan ini merupakan salah satu bentuk gangguan kecemasan, sehingga pengobatannya harus diserahkan pada tenaga profesional yang memiliki kemampuan di bidang psikologis.***

Editor: Arfrian Rahmanta

Tags

Terkini

Terpopuler