Demonstrasi Tuntut Vladimir Putin Mundur Diwarnai Kekerasan dan Penangkapan Demonstran oleh Aparat

2 Februari 2021, 07:05 WIB
Demonstrasi Tuntut Vladimir Putin Mundur Diwarnai Kekerasan dan Penangkapan Demonstran oleh Aparat. /Instagram.com/@leadervladimirputin @joebiden

BERITA DIY - Puluhan ribu rakyat Rusia turun ke jalan menuntut pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny yang dipenjara, pada Minggu, 31 Januari 2021 waktu setempat.

Setelah puluhan ribu orang berunjuk rasa di seluruh negeri akhir pekan lalu, gelombang demonstrais terus terjadi.

Pembendungan aksi yang dilakukan otoritas Rusia tak menghentikan upaya protes tersebut.

Baca Juga: Info BLT Rp300 Ribu Cair, Begini Cara Dapat dan Cek Bansos BST Februari 2021 Cuma Pakai KTP Online

Meski ada ancaman berupa hukuman penjara, protes tetap saja terjadi di berbagai kota di Rusia.

Dikutip Berita DIY dari Pikiran Rakyat dari AP News, Senin, 1 Februari 2021, demonstrasi yang terjadi pada Minggu, 31 Januari 2021 itu melibatkan puluhan ribu orang dan meneriakkan slogan 'Presiden Vladimir Putin Mundur' di seluruh penjuru Rusia.

Akibatnya, lebih dari 5.000 orang ditahan oleh polisi dan ada beberapa yang dipukuli.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 2 Februari 2021: Terbongkar! Pak Jaja Buka Borok Elsa? Reyna Satukan Andin dan Al

Semua berawal dari Alexei Navalny (44) yang mengalami keracunan zat saraf dan dirawat di Jerman selama lima bulan.

Sepulangnya dari Jerman, Alexei ditangkap atas dugaan melanggar syarat pembebasan bersyaratnya dengan tidak melaporkan pertemuan dengan penegak hukum ketika memulihkan diri di Jerman.

Navalny sendiri menuduh otoritas Rusia yang membuat dirinya keracunan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 2 Februari 2021: Karir Zodiak-Zodiak Berikut akan Cemerlang!

Alexei Navalny (44) merupakan seorang penyelidik antikorupsi yang paling dikenal dalam kritikannya terhadap Presiden Putin.
Ia ditangkap pada 17 Januari 2021 setelah kembali dari Jerman, yang menghabiskan lima bulan waktunya untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf.

"AS mengutuk penggunaan taktik keras yang terus-menerus terhadap pengunjuk rasa damai dan jurnalis oleh otoritas Rusia selama minggu kedua berturut-turut," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di akun Twitternya.

Dilansir Berita DIY dari Pikiran Rakyat, Selasa, 2 Februari 2021 dalam artikel berjudul "Ramai-Ramai Teriakkan Slogan 'Presiden Vladimir Putin Mundur', 5.000 Warga Rusia Ditangkap", Amerika Serikat mendesak Rusia untuk membebaskan Navalny dan mengkritik tindakan keras terhadap protes.

Baca Juga: IMLEK 2021: Shio-Shio Berikut akan Dapat Untung Esok hari, Simak!

Menanggapi hal itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menolak seruan Blinken, dengan menyebut 'campur tangan kasar dalam urusan dalam negeri Rusia' dan menuduh Washington berusaha mengguncang situasi di negara itu dengan mendukung protes.***(julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Adestu Arianto

Sumber: AP News Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler