“Indonesia kemungkinan resesi tahun 2023 hanya 2% dengan metode markov switching dynamic model. Hal tersebut karena perekonomian indonesia ditopang sangat kuat oleh permintaan domestik. Selain itu pasar financial dan valas indonesia cenderung robust dari gejolak eksternal dibandingkan masa lalu,” kata Anton kemarin.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Aman Ditopang Konsumsi Dalam Negeri yang Kuat Namun Tetap Waspadai Inflasi
Komoditas beras
Pakar pertanian dari IPB University Dwi Andreas Santosa mengungkap tidak ada persoalan terkait stok komoditas pangan domestik.
Ia mengaku tidak melihat adanya indikasi kelangkaan atau kekurangan stok. Meski demikian, ia menekankan agar menjaga komoditas beras.
Peneliti CORE (Center of Reform on Economics) itu juga mengungkap pemerintah juga harus memperhatikan nasib dan kesejahteraan petani. Jika harga terlalu rendah, petani akan akan sangat menderita.
"Itu yang perlu menjadi fokus perhatian pemerintah. Jangan fokus terlalu kuat ke upaya menurunkan inflasi pangan. Lihat sajalah produsen pangan di Indonesia seperti apa nasibnya," tambahnya.
Ia juga menekankan agar mewaspadai produksi beras nasional yang kini mendapati tren penurunan. Hal itu didasarkan kondisi dua tahun terakhir.
Menurutnya, produksi padi seharusnya bisa melonjak tinggi karena adanya fenomena La Nina yang mendukung peningkatan produksi padi. Padahal, selama 20 tahun terakhir, La Nina selalu membuat produksi padi melonjak. ***