Berkat pendidikannya di sana, Buya Syakur jadi mahir bahasa Arab. Berbekal hal tersebut, dirinya banyak menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab ke bahasa Indonesia.
Pendididikannya di Babakan selesai pada tahun 1971. Setelahnya, Buya Syakur melanjutkan studinya ke Kairo, Mesir.
Di sana, Buya Syakur, aktif dalam berorganisasi. Ia pernah diangkat sebegai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) bagian Kairo, Mesir.
Dirinya lulus dari Kairo, Mesir, dengan skripsinya uang berjudul Kritik Sastra Objektif terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir).
Baca Juga: Contoh Format Surat Pengunduran Diri Anggota Petugas KPPS Pemilu 2024 dan Link Download PDF
Tak berhenti di situ, ulama yang sering mengunggah konten dakwah puisi cinta di YouTubenya tersebut memilih untuk melanjutkan pendidikannya.
Buya Syakur mampu menyelesaikan pendidikan Al-Qur’an pad atahun 1977. Dua tahun setelahnya, ia juga berhasil merampungkan pendidikan Sastra Arab.
Tiga tahun setelahnya, pada 1981, Buya Syakur lulus dari sebagai magister dari bidang sastra lingusitik di Tunisia.
Berkat pretasinya, ia sempat diangkat sebagai staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia. Hal ini termasuk salah satu pencapaian besar Buya Syakur.
Baca Juga: Pinjam Uang di DANA Premium Apakah Bisa? Begini Cara Pinjam Uang Tanpa KTP Bayar Nanti Secara Online