Akan tetapi banyak manusia ketika memasuki tahun baru justru semakin lalai kepada Allah swt, semakin memperbanyak maksiat, karena sesungguhnya sesuatu yang awal diawali dengan keburukan merupakan perilaku tercela dan berdampak buruk kepada setelahnya. Sedangkan sesuatu yang diawali dengan kebaikan maka akan berdampak kepada kebaikan setelahnya.
Setiap tahun baru banyak anak muda-mudi yang menyelenggarakan pesta dengan menghamburkan harta benda, bahkan melakukan kemaksiatan seks bebas, sehingga berbagai tempat akan banyak ditemukan bahan-bahan dan alat-alat yang dijadikan pelengkap dari perilaku maksiat, bisa berupa miras, narkoba dan sebagainya. Dan tempat yang paling sepi adalah masjid. Merayakan tahun baru boleh-boleh saja, tidak ada larangan dan tidak ada anjuran. Akan tetapi jika menimbulkan maksiat maka dilarang dan jika menghasilkan kebaikan maka dianjurkan.
Jika merayakan masih pada batas wajar dan tetap ingat kepada Allah, tidak meninggalkan shalat, tidak bergumul dengan lawan jenis, dan tidak mengkonsumsi barang-barang yang diharamkan agama, maka hukumnya mubah (boleh), apalagi menjadikan saudara semakin rekat, bersatu, dan saling bersilaturahim.
Hadirin Rahimakumullah
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan maksiat di atas merupakan perbuatan orang kafir, orang-orang yang hanya haus kemewahan dunia dan lupa akan akhirat. Mereka lupa bahwa telah diberi umur yang panjang oleh Allah swt sehingga masih bisa menyaksikan tahun baru. Dan semestinya yang diperbanyak merupakan rasa syukur bukan kufur. Ingatlah wahai kaum muslimin sekalian bahwa ancaman Allah berlaku kepada orang yang berbuat dosa, apalagi sampai kufur nikmat (mengingkari nikmat) Allah swt.
Sebagaimana yang telah difirmankan dalam Al Qur'an surat Al An'am ayat 120:
وذروا ظهر الإثم وباطنه. إن الذين يكسبون الإثم سيجزون بما كانوا يقترفون (١٢٠).
Wa dzaruu dzaahiral itsmi wa baathinah. Innalladziinayaksibuunal itsma sayujzauna bimaa kaanuu yaqtarifuun
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Ibu yang Menyentuh Hati untuk 22 Desember 2023