Apa Itu Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo? Bagaimana sejarah, dan Kapan Dilaksanakan Upacaranya?

- 2 Juni 2023, 15:05 WIB
Simak informasi tentang Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, bagaimana sejarah dan kapan dilaksanakan upacaranya.
Simak informasi tentang Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, bagaimana sejarah dan kapan dilaksanakan upacaranya. /https://unsplash.com/ @shukaiz

BERITA DIY - Simak informasi apa itu Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, bagaimana sejarah, dan kapan upacara ini dilaksanakan.

Upacara Yadnya Kasada merupakan upacara persembahan dengan sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur yang digelar setiap Bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.

Mengutip dari laman bpbd.probolingo.go.id, upacara ini dilaksanakan di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo Jawa Timur tepat pada tengah malam hingga dini hari.

Pada tahun 2023 ini, Bulan Kasada hari ke-14 akan jatuh pekan ini di bulan Juni. Upacara Yadnya Kasada akan dilaksanakan mulai besok Sabtu, 3 Juni 2023 sampai Senin, 5 Juni 2023. Objek wisata Gunung Bromo akan ditutup sementara waktu dikarenakan dilaksanakannya upacara ini.

Pada masa sekarang ini, Upacara adat suku Tengger bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo. Dalam upacara ini suku Tengger akan melemparkan sesaji berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah Gunung Bromo.

Baca Juga: Viral! Wisatawan Bromo Diminta 50 Ribu karena Video Tanpa Izin, Ini Permintaan Maaf Pemandu Kuda

Saat upacara ini dilangsungkan, calon dukun dan tabib akan melalui tes pembacaan mantra terlebih dahulu saat upacara Yadnya Kasada Bromo berlangsung sebelum dinyatakan lulus dan diangkat oleh tetua adat.

Kabarnya peran dukun atau tabib bagi suku Tengger sangat kuat karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan masalah yang dialami oleh masyarakatnya.

Selain dilaksanakan untuk mengangkat dukun dan tabib, upacara ini bermakna mendalam sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan terus senantiasa untuk menjaga alam.

Upacara Yadnya Kasada kabarnya akan terbuka untuk umum tidak terikat suku dan agama manapun. Semua orang boleh untuk mengikuti serangkaian upacara ini. Masyarakat Tengger juga berkeyakinan nikmat atau berkah itu adalah milik semua orang bukan hanya masyarakat Tengger sendiri.

Lantas, dari mana asal mula Upacara Yadnya Kasada yang dilakukan oleh masyarakat Tengger ini? Simak penjelasannya di bawah ini.

Baca Juga: Mengenal Gunung Semeru yang Erupsi: Ada Puncak Mahameru, Bromo, Ranu Kumbolo, dan Letaknya di Mana

Sejarah dan Legenda Upacara Yadnya Kasada

Legenda yang tersebar ke masyarakat menyatakan Tengger berasal dari gabungan nama dua leluhur mereka Rara Anteng (Teng), putri raja Brawijaya, dan Joko Seger (Ger), putra seorang Brahmana Kediri.

Keduanya menikah dan hidup di sekitar wilayah Penanjakan, tak jauh dari Gunung Bromo. Tapi mereka tak punya anak untuk waktu lama. Hingga akhirnya mereka berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Rara Anteng dan Joko Seger berjanji jika punya anak, salah satu anaknya akan dikorbankan. Tak lama kemudian, Rara Anteng hamil dan melahirkan.

Anak mereka berjumlah 25. Setelah lahir, salah seorang anak mereka, Raden Kusuma, menghilang. Mereka kemudian mendengar suara Raden Kusuma keluar dari kawah Gunung Bromo.

Keturunan Rara Anteng dan Joko Seger atau masyarakat Tengger dapat hidup aman sejahtera bila pada waktu-waktu tertentu mereka akan memberi korban ke kawah Gunung Bromo.

Baca Juga: Harga Tiket, Cara Daftar Online, dan Jam Buka Wisata 2021: Taman Fathan Hambalang dan Gunung Bromo

Maksud “memberi korban” adalah menyisihkan sebagian hasil bumi ke kawah Bromo. Inilah asal muasal upacara Kasada. Versi legenda ini tak berbeda jauh dari versi sejarah.

Menurut sejumlah prasasti di sekitar pegunungan Bromo dan Negarakertagama, orang Tengger juga disebut telah bermukim di kawasan Tengger sejak masa Majapahit.

Ritual adat Yadnya Kasada bertahan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Makna ritualnya tetap terjaga pula. Beberapa pengamat asing mencatat jalannya upacara ini pada rentang abad ke-19-20.

Tak banyak perubahan makna pada upacara Yadnya Kasada. Perubahan hanya menyangkut bentuk-bentuk sesaji dan rangkaian acaranya.

Baca Juga: Apa Itu Hasad? Begini Cara Menghindari Sifat Tersebut

Dahulu Kasada tak memiliki rangkaian acara lain. Memasuki tahun 1980-an, orang-orang Tengger mulai menambahkan sejumlah mata acara tari-tarian dan musik tradisional.

Itulah informasi mengenai apa itu Upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, bagaimana sejarah, dan kapan upacara ini dilaksanakan.***

Editor: Aziz Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x