فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰكنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (ar-Rum 30)
Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah
Dengan kembalinya manusia kepada fitrah kebenaran, mereka dapat bertaqarrub kepada Allah sebagai wujud (hablum minallah) namun tetap menjalin kebaikan sesama manusia (hablum min an-nas) yang didasari dengan kesucian hati dan kesucian jasadnya.
Manusia-manusia yang demikian akan memiliki puncak realitas kehambaan yg terwujud dan terjaga pada ketenangan jiwa mereka yang diridhoi Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ – ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً
“Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.” (al-Fajr 89 28)
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.
Ramadhan bukan hanya ibadah pendidikan, pembinaan bagi yang menjalankannya. Namun Ramadhan juga sebagai bulan rahmah (kasih sayang) Allah bagi manusia.