Isi Teks Khutbah Jumat NU Singkat Terbaru Hari Ini 13 Januari 2023 Tentang Bersyukur Atas Aneka Nikmat Allah

- 13 Januari 2023, 06:50 WIB
Ilustrasi. Contoh isi teks khutbah Jumat NU singkat terbaru hari ini, 13 Januari 2023 tentang bersyukur atas aneka nikmat Allah yang menyentuh hati.
Ilustrasi. Contoh isi teks khutbah Jumat NU singkat terbaru hari ini, 13 Januari 2023 tentang bersyukur atas aneka nikmat Allah yang menyentuh hati. /Pexels.com/vjapratama

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Artinya: Katakanlah wahai Muhammad, seandainya air laut dijadikan tinta untuk menghitung kalimah atau nikmat Tuhanku, maka habislah lautan itu sebelum nikmat-nikmat selesai dicatat, bahkan jika seandainya Allah mendatangkan lagi jumlah lautan yang sama. (QS Al-Kahf: 109).

Nikmat Allah begitu banyak, bahkan kehidupan hari ini adalah sebagian dari nikmat Allah Subhanahu Wa Taala. Dengan diberikan kehidupan kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk membuktikan diri sebagai orang-orang yang pantas mendapat ridha Allah dan memasuki surga-Nya. Ingatlah bahwa orang-orang yang telah meninggal berharap diberikan lagi kehidupan agar diberikan lagi kesempatan beribadah dan beramal, karena jika maut sudah menjemput kesempatan berbuat kebaikan sudah musnah dan harapan hidup di akhirat dengan keadaan berbahagia telah pupus.

Nikmat Allah begitu banyak, bahkan nafas dan detak jantung yang bekerja saat ini adalah sebagian nikmat Allah Subhanahu Wa Taala. Banyangkanlah, jika menderita sesak napas saja, sudah begitu menderitanya kita, apalagi jika nafas ini dicabut oleh Allah. Atau bayangkanlah jika detak jantung ini terlalu cepat atau terlalu lambat, sudah begitu sakitnya terasa oleh kita, apalagi jika jantung sudah tak lagi bekerja memompa darah ke seluruh tubuh.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat tentang KDRT dengan Dalil Al-Quran dan Hadits, Singkat dan Padat

Ingatlah, karena itu untuk selalu bersyukur. Wajar kiranya Rasulullah dan para ulama mengajarkan kita untuk memulai hari dengan ungkapan rasa syukur. Hal itu melalui doa sederhana yang diajarkan guru-guru agama sejak masih kecil:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya-lah tempat kembali.

Hadirin Rahimakumullah
Lalu apakah syukur itu? Syukur jelas bukanlah sekadar hamdalah yang diucapkan dengan sangat fashih. Tetapi ia lebih berupa pengakuan sungguh-sungguh bahwa semua rejeki dan anugerah yang menghadirkan perasaan nikmat dalam jiwa kita tidak didapat dengan usaha sendiri, melainkan berasal hanya dari Allah Subhanahu Wa Taala. Oleh karena itu, orang yang bersyukur akan terpatri dalam hatinya bahwa semua kenikmatan, pengetahuan, kemampuan, kekuasaan, dan harta yang dimiliki karena kehendak dan perbuatan Allah Subhanahu Wa Taala, bukan karena kehendak dan perbuatan usaha sendiri.

Dengan pengakuan ini maka orang yang bersyukur akan menempatkan Allah sebagai sumber kenikmatan yang didapatnya. Kemudian kita memahami bahwa Allah adalah sumber kebaikan yang diketahui dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Maka dari itu, orang yang bersyukur akan memanfaatkan semua pengetahuan, kemampuan, kekuasaan, harta dan segala kenikmatan lainnya untuk kebaikan.

Halaman:

Editor: Sani Charonni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah