Meski bukan modus baru, kode telepon 234 belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Menurut beberapa sumber, penipuan ini awalnya terjadi di Jepang dengan sebutan Wangiri yang artinya "sekali dering dan tutup".
Maksud dari istilah tersebut adalah pelaku akan menelepon korban hanya untuk missedcall (menelepon dalam waktu beberapa detik, lalu menutupnya). Metode penipuan ini diyakini mampu memancing korbannya agar penasaran dan menelepon balik.
Setelah melakukan missedcall, pelaku akan mengirim pesan SMS, WhatsApp, atau email untuk meyakinkan korbannya agar kembali menelepon.
Penipuan akan mulai berjalan saat korban termakan umpan dan menelpon balik pelaku. Jika korban menelepon kembali ke nomor asing tersebut, maka akan terjadi lonjakan tagihan biaya panggilan yang tidak wajar.
Pelaku melancarkan modus penipuan dengan cara menggunakan nomor telepon sewaan internasional yang berasal dari operator lokal. Kemudian, mereka akan menelepon nomor secara acak yang ada di berbagai dunia hanya untuk sekali dering.
Keuntungan dari tindakan tersebut, pelaku akan mendapatkan saldo pulsa korban yang berhasil tersedot. Hal ini bisa terjadi karena mereka memperoleh payment dari operator lokal karena sudah memakai nomor premium internasional.
Pelaku setidaknya akan memperoleh US$1 untuk setiap panggilan telepon yang masuk.
Baca Juga: Cara Melaporkan Nomor Penipuan dari Whatsapp Melalui Aplikasi dan BRTI Agar Nomor Penipu Diblokir