Network
Hari besar ini pertama kali dicetuskan oleh Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) yang dipimpin oleh wakil sekretaris jenderal saat itu, Richard Hunter.
WFMH sendiri merupakan organisasi internasional yang berdiri pada tahun 1948 untuk meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan jiwa atau kesehatan mental di seluruh dunia.
di Indonesia sendiri berkaca pada Panduan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2021 menyebutkan tujuan adanya peringatan ini ialah untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kesehatan jiwa di seluruh dunia dan memobilisasi upaya dalam mendukung kesehatan jiwa.
"Peringatan Hari Kesehatan Jiwa merupakan hari yang menjadi momentum kampanye masif bagi semua pemangku kepentingan yang bekerja pada isu-isu kesehatan jiwa dan mendorong upaya-upaya untuk mencari solusi bagi upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di seluruh dunia," tulis Kemkes dalam Panduan HKJS Tahun 2021.
Data Kemkes menunjukkan terjadi peningkatan kasus depresi dan ansietas selama pandemi dengan persentase lebih dari 60% mengalami gejala depresi dan sebesar 40% disertai ide mengakhiri hidup karena depresi berat.
Kesehatan jiwa sangat penting karena sangat berpengaruh pada kondisi kehidupan seseorang. Jiwa atau mental yang tidak sehat membuat seseorang cenderung ingin melukai dirinya atau orang lain.
Oleh karenanya, untuk meningkatkan kesadaran terkait kesehatan jiwa baik diri sendiri dan juga orang lain dibuatlah peringatan hari besar ini.
Peringatan HKJS secara khusus memiliki tujuan yakni:
