Teks Khutbah Jumat Terbaru dengan Tema Pentingnya Sifat Malu Edisi 9 September 2022

- 8 September 2022, 20:20 WIB
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat dengan tema pentingnya sifat malu.
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat dengan tema pentingnya sifat malu. /UNSPLASH/Muhammad Adil

Yang ketiga adalah mengingat kematian. Dengan mengingat kematian dan memahami bahwa kematian dapat datang setiap saat, maka akan menumbuhkan sifat malu akan berbuat keburukan dan dosa. Siapa yang tahu ajal seseorang? Na’dzu billah, kita berlindung kepada Allah dari dicabutnya nyawa kita, sedangkan kita sedang dalam keadaan yang buruk, kita sedang dalam keadaan jauh dari ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. 

Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala Langkah-langkah yang disebutkan oleh khatib tadi pernah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menyuruh sahabat-sahabatnya untuk malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. 

“Merasa malulah kepada Allah, dengan rasa malu yang sungguh-sungguh!.” ucap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada para sahabat. Mereka pun menjawab, “Alhamdulillah, kami telah melakukannya!”. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  pun meluruskan sifat malu yang beliau maksud, beliau bersabda:

وَلَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الاِسْتِحْيَاءَ مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلِتَذْكُرَ الْمَوْتَ وَالْبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذلكَ اِسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ 

Artinya,“Bukan begitu, tetapi sesungguhnya malu kepada Allah adalah kalian menjaga akal dan pikiran, memelihara perut (dari hal yang diharamkan), serta senantiasa mengingat kematian. Orang yang mengharapkan akhirat akan meninggalkan gemerlapnya dunia, dan orang yang telah melampaui itu telah sungguh malu kepada Allah.”

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat dari NU Bulan Muharram, Meneladani Ikhitar dan Kepasrahan Nabi Musa

Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Semoga kita dijadikan pribadi yang memiliki rasa malu, khususnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena dengan menjaga rasa malu kita, kita senantiasa menjaga ketakwaan kita kepada Allah, juga tentunya menjaga keimanan kita kepada-Nya.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 

Halaman:

Editor: Arfrian Rahmanta

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x