Teks Khutbah Jumat Terbaru dengan Tema Pentingnya Sifat Malu Edisi 9 September 2022

- 8 September 2022, 20:20 WIB
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat dengan tema pentingnya sifat malu.
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat dengan tema pentingnya sifat malu. /UNSPLASH/Muhammad Adil

Malu juga merupakan tanda dari keimanan seorang muslim. Apabila sifat malu sudah tidak ada dalam diri seorang muslim, maka imannya perlu dipertanyakan oleh dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim:

اَلْـحَيَاءُ وَاْلإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِـيْعًا، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلاَ خَرُ.

Artinya,“Malu dan iman senantiasa bersama. Apabila salah satunya dicabut, maka hilanglah yang lainnya.”

Lantas, mengapa iman dan rasa malu menjadi satu kesatuan yang saling terikat satu sama lain? 

Hal itu karena malu menjadi perisai seorang muslim yang tumbuh karena adanya rasa diawasi oleh Allah subahanu wa ta’ala di setiap waktunya. Sehingga segala tindakannya tidak serampangan. Ia akan malu apabila bermaksiat kepada Allah. Ia akan malu apabila menyakiti hamba Allah. Apabila ia seorang pejabat, maka ia akan malu apabila menyalahgunakan wewenangnya, juga harta rakyat yang harusnya ia kelola dengan semestinya. Apabila ia seorang guru, maka ia akan malu apabila mencontohkan yang tidak baik kepada muridnya. Apabila ia seorang pedagang, maka ia akan malu apabila berbuat kecurangan dalam jual beli. Dan contoh-contoh lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam khutbah Jumat ini.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat NU Lengkap dengan Doa Inspirasi Bulan Safar Cuma 5 Menit: Kunci Sukses Meraih Kemenangan

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Setelah kita mengetahui pentingnya rasa malu, maka bagaimana kita memulai diri kita untuk menumbuhkan sifat malu dalam diri kita? Apa saja hal yang dapat menumbuhkan sifat malu kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala?

Jamaah sekalian, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah dengan “Malu sejak dalam pikiran kita”. Artinya apa pun yang akan kita lakukan, maka dipikir-pikir terlebih dahulu. Apabila kita ingin melakukan perbuatan yang buruk, maka semua itu ada konsekuensinya. Baik untuk diri sendiri di kehidupan dunia, atau pun di kehidupan akhirat nanti.

Yang kedua, kita menjaga setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh kita, jangan sampai ia bersumber dari pekerjaan dan aktivitas yang haram. Sebab nanti akan menjadi darah yang mengalir dalam tubuh kita. Bagaimana mungkin kita beribadah kepada Allah sedangkan di dalam darah kita mengalir sesuatu yang haram?

Halaman:

Editor: Arfrian Rahmanta

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x