Menunaikan puasa ‘Asyura’
Puasa Asyura’ ialah puasa tanggal sepuluh Muharram. Keutamaan puasa ini dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lewat. Abu Qatadah al-Anshari ra. Menuturkan:
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
“Rasul saw. pernah ditanya mengenai puasa hari ‘Asyura’, lalu beliau menjawab: “Menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Menyempurnakanya dengan puasa Tasu’a’
Puasa Tasu’a’ adalah puasa tanggal sembilan Muharram. Rasulallah saw belum sempat menunaikan puasa ini semasa hidupnya. Namun, setahun sebelum meninggal beliau bertekat untuk melakukannya seraya bersabda:
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ. (رواه مسلم)
“Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa hari kesembilan.” (HR. Muslim)
Sebagaimana dimaklumi, bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab jahiliyyah melakukan puasa tanggal sepuluh Muharram. Karenanya, Rasul saw menambahkan puasa tanggal sembilan Muharram agar kaum muslimin berbeda dengan orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, serta tidak menyerupai mereka dalam pelaksanaan ritual ibadah.