Fenomena Planet Sejajar yang Jatuh 24 Juni 2022 Jam Berapa dan Berapa Tahun Sekali? Apa Termasuk Tanda Kiamat?

- 21 Juni 2022, 13:21 WIB
enomena planet sejajar jam berapa, fenomena planet sejajar berapa tahun sekali, 24 Juni 2022, dan apakah planet sejajar termasuk tanda kiamat?.
enomena planet sejajar jam berapa, fenomena planet sejajar berapa tahun sekali, 24 Juni 2022, dan apakah planet sejajar termasuk tanda kiamat?. /Pixabay/PIRO4D

Selanjutnya, diikuti dengan konfigurasi kedua dengan susunan planet Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Bulan, pada 16 hingga 27 Juni 2022. Lalu diakhiri dengan konfigurasi dengan susunan yang sama dengan yang pertama, pada 28 hingga 30 Juni 2022.

Baca Juga: Link Nonton dan Sinopsis Film Dune: Kisah Pemuda ke Planet Paling Berbahaya di Alam Semesta

Andi menjelaskan, fenomena konfigurasi ini dapat disaksikan selama kurang lebih 50 menit sesuai dengan waktu fajar masing-masing wilayah. Mulai dari awal fajar astronomis dengan ketinggian matahari -18o atau 75 menit sebelum matahari terbit (sekitar pukul 04.30 waktu setempat), hingga fajar bahari, dimana ketika ketinggian matahari -6o atau 25 menit sebelum matahari terbit (sekitar pukul 05.30 waktu setempat).

“Sejak 4 hingga 30 Juni, Merkurius akan memiliki kecerlangan yang bervariasi antara +2,06 hingga -0,61. Hal ini menunjukkan bahwa Merkurius akan semakin terang sampai di penghujung bulan Juni. Sedangkan untuk Venus bervariasi, antara -3,94 hingga -3,89, yang artinya akan sedikit redup pada akhir Juni,” jelas Andi melalui keterangan tertulis.

“Sementara itu, Uranus bervariasi antara +5,89 hingga +5,87, yang artinya Uranus akan sedikit lebih terang pada akhir Juni. Serupa dengan Mars, Jupiter, dan Saturnus yang berturut-turut bervariasi, antara +0,57 hingga +0,47, -2,25 hingga -2,41, dan +0,68 hingga +0,56,” beber Andi.

Andi mengatakan, semua fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik, kecuali Uranus.

Baca Juga: Fenomena Alam Planet Mars Mendekati Bumi Terjadi Hari Ini, Hanya 15 Tahun Sekali

“Hal ini disebabkan karena kecerlangannya lebih besar +4,7 dari batas magnitude visual maksimum bagi wilayah perkotaan, sehingga diperlukan teleskop kecil berdiameter 10-25 cm agar dapat menyaksikan Uranus,” ungkapnya.

Andi menambahkan, fenomena ini dapat disaksikan selama cuaca cukup cerah, bebas dari polusi cahaya dan medan pandang yang bebas dari penghalang. Bahkan, bagi wilayah yang polusi cahayanya nyaris tidak ada (kondisi langit benar-benar bersih), Uranus dapat disaksikan tanpa menggunakan teleskop karena kecerlangan lebih kecil dari +6,5.

Lantas apakah fenomena langit sejajar ini merupakan tanda kiamat?

Halaman:

Editor: MR Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x