Khutbah Idul Adha yang Menggetarkan Jiwa Tentang Pengorbanan Nabi Ibrahim AS, Lengkap Link Download PDF

- 20 Juni 2022, 21:25 WIB
Ilustrasi contoh khutbah teks sholat Idul Adha yang menggetarkan jiwa.
Ilustrasi contoh khutbah teks sholat Idul Adha yang menggetarkan jiwa. /kemenag.go.id

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Lengkap di Bulan Syawal Terbaru 2022: Saatnya Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah

Pangkat pemimpin (imam) yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Ibrahim itu ditetapkan atas kehendak-Nya, bukan ditetapkan karena Nabi Ibrahim telah menyelesaikan dan menyempurnakan tugas yang diberikan kepadanya, agar dia menyadari bahwa pangkat yang diberikan Allah itu sesuai baginya, dan agar dia merasa dirinya mampu melaksanakan tugas dan memikul beban yang telah diberikan. Tugas pemimpin merupakan tugas yang suci dan mulia karena pemberian tugas itu bertujuan hendak mencapai cita-cita yang suci dan mulia. Sebagai pemimpin teladan lalu Allah catat dalam sejarah yang diabadikan dalam Surat Al Mumtáhanah ayat 4:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ 

Artinya: "Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya,"

Ayat ini menyatakan, Nabi Ibrahim sebagai seorang pemimpin harus diikuti dan ditaati karena kepribadian, ucapan dan tingkah lakunya yang saling bersesuaian. Diikuti dan ditaati bukan karena kekuatan pengikut, dan bala tentaranya. Kekuatan moralitas seorang pemimpinlah yang menumbuhkan kewibawaan, kehormatan dan integritas kepemimpinan Nabi Ibrahim. Kita menyaksikan betapa banyak seorang yang mengerahkan segala daya upaya untuk mendapatkan kewibawaan dan citra yang baik di mata masyarakat, namun tidak membuahkan hasil yang maksimal. Hal tersebut karena tidak diikuti oleh pendekatan uswátun hasánah yaitu memberi contoh perilaku yang mulia kepada masyarakat.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Jelas dan Padat Tema Bulan Syawal Mengharukan dan Menyentuh Hati

Dengan pendekatan uswátun hasánah dan kekuatan moralitas, pemimpin akan selalu menjadi teladan yang baik bagi rakyatnya. Sehingga melahirkan sikap bijaksana, pembela yang lemah, serta mengerti saat yang tepat untuk akomodatif dan saat yang tepat untuk defensif dari kritikan rakyat. Dengan demikian, akan terlahir pola hubungan saling mencintai dan melindungi antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin teladan berarti pemimpin yang dapat memberikan contoh yang baik dalam semua aspek, seperti kedisiplinan, bersikap, berbuat, berkata dan sebagainya.

Keteladanan merupakan sesuatu yang mudah, tinggal bagaimana komitmen kita dalam memberi contoh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Tidak elok jika ada pemimpin yang menghindari tanggung jawabnya dengan berbagai dalih mengada-ada atau mencari pembenaran. Pemimpin seperti itu merupakan penumpang gelap demokrasi. Hanya mencari popularitas di atas kepatuhan buta pengikutnya. Bukankah fungsi seorang pemimpin bukan hanya sekadar sosok untuk memenuhi perangkat organisasi. Lebih dari itu, pemimpin merupakan role model untuk memberi citra suatu organisasi. Sepak terjang pemimpin menggambarkan kredibilitas pribadi sang pemimpin sekaligus karakter massa pendukung dan kualitas organisasi pengusungnya. Maka, oleh sebab itu seorang pemimpin wajib memiliki berbagai karakter positif, seperti jujur, melayani, berani, siap dikritik dan rela berkorban. Pemimpin harus berani menghadapi kenyataan akibat ucapan dan perbuatannya yang tidak koneksitas.

Halaman:

Editor: Inayah Bastin Al Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x