Teks Khutbah Idul Fitri 2022 Bertemakan Memperkuat Taqwa, Menjadi Muslim Wasatiyyah

- 1 Mei 2022, 17:10 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri 2022 dengan tema memperkuat taqwa, menjadi muslim wasathiyyah.
Teks Khutbah Idul Fitri 2022 dengan tema memperkuat taqwa, menjadi muslim wasathiyyah. /PIXABAY/chiplanay

Konsep Wasathiyah dalam Islam bukanlah ajaran baru. Bukan pula suatu ijtihad pemikiran yang baru muncul pada abad 20 Masehi atau 14 Hijriyah. Melainkan telah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad Saw sebagai prinsip dasar dalam menjalankan berkehidupan sehari-hari.

Nabi Muhammad pernah menampilkan sikap wasathiyah ketika berdialog dengan para sahabat. Kisah yang direkam Aisyiah ini menceritakan tiga orang sahabat yang mengaku menjalankan agamanya dengan baik. Masing-masing dari ketiga sahabat itu mengaku rajin berpuasa dan tidak berbuka; selalu salat malam dan tidak pernah tidur; dan tidak menikah lantaran takut mengganggu ibadah.

Rasulullah pada saat itu menegaskan bahwa beribadah memiliki kadarnya masing-masing. Harus ada keseimbangan antara tanggungjawab keagamaan dan tanggungjawab pribadi. Nabi berkata walaupun dirinya adalah seorang utusan Allah Swt, ia tetap harus berbuka puasa, tidur dan menikah. Dan jelas bahwa Nabi adalah hamba istimewa karena menjadi utusan Allah untuk memperbaiki akhlaq umat manusia.

Baca Juga: Kata – kata Mukaddimah Khutbah Idul Fitri 2022 Pendek dan Singkat untuk Pengantar Ceramah Hari Raya

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad sejalan dengan semangat Islam untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala aspek kehidupan termasuk ibadah. Demikianlah salah satu prinsip wasathiyah, yaitu tidak condong secara berlebih-lebihan pada sesuatu yang sudah ada takarannya masing-masing. Tidak boleh melampuai batas.

Dalam ibadah, umat Islam dilarang untuk ghuluw (QS. An-Nisa: 171). Dalam muamalah dilarang keras untuk israf (QS. Al-A’raf: 31). Dalam perang membela agama pun umat Islam tidak membolehkan melakukan tindakan-tindakan di luar batas seperti merusak tumbuhan, membunuh hewan dan menyakiti anak-anak, lansia serta perempuan (QS. Al-Baqarah: 190). Konsep-konsep dasar ini adalah pijakan menjadi seorang muslim yang wasathiyah.

Tujuannya supaya umat Islam terhindar dari bahaya cara berpikir yang ekstrim dan menimbulkan kemudharatan bagi banyak orang. Islam mendorong umat muslim untuk menjadi yang selalu ada di tengah supaya tidak berat sebelah.

Baca Juga: Rukun dan Tata Cara Khutbah Idul Fitri di Masjid Lengkap dengan Bacaan Niat serta Tuntunan Sholat IED PDF

Jamaah Salat Idul Fitri rahimakumullah

Dalam kitab al-Mujam al-Mufahras li al-Alfazh al-Qur’an al-Karim karya Muhammad Fuad Abd al-Baqi kata wasatha dalam al-Qur’an disebut lima kali dengan segala maksud dan konteks penggunaannya.

Halaman:

Editor: Aziz Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah