Abu tebal, potongan abu apung panas dengan diameter rata – rata 10 cm, hingga tsunami kecil dengan tinggi gelombang 40 menerjang pesisir Jawa dan Sumatra pada pukul 18:00 dan 19:00.
Pagi hari, 27 Agustus 1883 empat letusan besar kembali muncul yang menyebabkan tsunami menuju Telukbetung, hingga ledakan di Perth, Australia Barat dan Rodrigues di Mauritius.
Bukan hanya Gunung Krakatau, namun Gunung Perboewatan dan Danan juga mengeluarkan letusan yang cukup dahsyat pagi itu.
Baca Juga: Info Gempa Bumi Terkini Resmi BMKG di Gunung Kidul DI Yogyakarta Magnitudo 4,9, Ini Info Pusat Gempa
Pada 28 Agustus 1883, letusan mulai berkurang, namun serangkaian letusan kecil tetap mengeluarkan lumpur, hingga Oktober 1883 atau dua bulan setelah bencana tersebut.
Dampak Letusan Krakatau
Korban jiwa yang tercatat oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu yaitu 36.417 orang. Selama berbulan – bulan, korban letusan juga tampak terapung di lautan.
Bukan hanya korban jiwa, suhu udara juga mengalami penurunan dengan rata – rata 1.2 derajat Celcius selama lima tahun.
Sekitar 44 tahun setelah letusan tersebut atau pada 1900 – an, muncul gunung api baru yang kemudian dikenal dengan Anak Krakatau.