Fakta tentang Herd Immunity yang Harus Diketahui, Cara Hentikan Covid-19?

- 8 Juni 2021, 18:22 WIB
Ilustrasi herd immunity
Ilustrasi herd immunity /Pixabay/lovini

 

BERITA DIY - Berbagai cara telah dilakukan guna menghentikan pandemi covid-19 oleh berbagai negara. Mulai dari karantina wilayah, lockdown, physical distancing, PSBB, hingga yang terkini ialah vaksinasi.

Namun, ada satu hal yang masih luput dari perhatian publik, yakni herd immunity (kekebalan kelompok). Di awal-awal pandemi, banyak yang mengatakan bahwa metode ini ampuh untuk hentikan pandemi.

Sistem kekebalan kelompok, jika mengutip WHO, ialah konsep di mana sebagian besar penghuni kelompok diberikan imunisasi sehingga dapat menghentikan penyebaran virus.

Baca Juga: Kabar Sedih Datang dari Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum Dinyatakan Positif Covid-19

Imunisasi sendiri merupakan cara untuk merangsang sistem kekebalan tubuh guna memproduksi protein khusus untuk mencegah infeksi covid-19.

Jika sudah banyak anggota komunitas, dalam hal ini masyarakat dalam suatu negara, mampu memproduksi protein tubuh yang dapat membunuh virus, maka itulah yang disebut dengan herd immunity.

Artinya, tidak harus seluruh warga dan penduduk suatu negara menerima vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus covid-19.

Baca Juga: Contoh Pidato Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 dengan Tema Covid-19

Cukup beberapa persen dari populasi total yang diberikan vaksin dan sebagian lainnya dapat berlindung dari kekebalan tubuh yang dibentuk secara berkelompok itu.

Cara ini juga membuat orang-orang rentan yang kesulitan mendapatkan akses terhadap  vaksinasi dapat tetap terlindungi.

Namun, ada persentase khusus untuk membentuk suatu herd immunity. Hal itu tergantung dari jenis virus atau penyebaran penyakit yang terjadi.

Baca Juga: 2 Hari Jelang Ulang Tahun! Fadli Zon Positif Covid-19 Meski Sudah 2 Kali Vaksin, Ini Pesan yang Disampaikannya

Misal, untuk campak, herd immunity dapat terbentuk jika 95 persen dari populasi telah menerima vaksin. Sementara, untuk polio, ambangnya hanya sampai di angka 80 persen saja.

Tentang herd immunity itu sendiri, WHO masih belum mau memutuskan untuk menerapkannya di seluruh dunia. WHO mengaku masih perlu melakukan pengujian terhadap kekuatan imun yang nanti terbangun.

Apalagi, ada beberapa kasus yang memperlihatkan seorang yang sudah divaksin tetap tertular covid-19 untuk kedua kalinya.***

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x