Fahri Hamzah juga menuliskan tentang teori jiwa kosong yang dipakai untuk mendoktrin para pelaku terorisme oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.
“Dalam teori “jiwa kosong” itu kita akan menemukan jalan untuk memitigasi potensi teroris di depan kita,” katanya.
Dia mengatakan, jiwa yang kosong akan diisi oleh orang-orang frustasi atau mengidap kelainan jiwa. Kemudian mereka dipakaikan identitas agama tertentu dan melakukan aksi terorisme.
“Dan jiwa kosong biasanya diisi oleh yg frustrasi atau mengidap kelainan jiwa. Tapi dipakaikan “identitas” yang mirip identitas agama. Nah, lebih baik gitu cara kerjanya,” kata Fahri Hamzah.***