Fakta Unik dan Tradisi di Kampung Adat Ciptagelar: Menjaga Tradisi Leluhur Tanpa Menolak Modernisasi

- 27 Maret 2021, 14:02 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat mengunjungi Kasepuhan Ciptagelar di Kabupaten Sukabumi, Rabu 24 Maret 2021.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat mengunjungi Kasepuhan Ciptagelar di Kabupaten Sukabumi, Rabu 24 Maret 2021. /Humas Jabar/Pipin

BERITA DIY - Indonesia tidak hanya kaya dengan sumber daya alam. Namun juga kaya akan adat dan budaya karena terdapat banyak suku hidup berdampingan di dalamnya.

Kekayaan adat dan budaya Indonesia menjadi salah satu hal yang wajib dijaga dan dipertahankan sebagai warisan leluhur.

Hal inilah yang diyakini masyarakat Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi, Jawa Barat yang masih memegang teguh tradisi leluhur di masa modernisasi.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Sate Ambal khas Kebumen yang Rasanya Manis Legit dijamin Bikin Lidah Ketagihan

Meski zaman telah berubah, namun mereka tidak tergerus oleh arus. Mereka tetap hidup dengan adat dan budaya yang merupakan warisan leluhurnya.

Kampung Adat Ciptagelar, merupakan salah satu kampung adat di Indonesia yang terletak di kawasan Pegunungan Halimun. Tepatnya di Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kampung Adat Ciptagelar biasanya disebut juga Kampung Kasepuhan Ciptagelar. Secara harafiah kata kasepuhan bisa diartikan sebagai sesepuh atau orang tua, karena kampung ini merupakan tempat tinggal dari para sesepuh atau mereka yang dituakan.

Baca Juga: Mengejutkan, Moeldoko Mendadak Singgung Radikalisme dan Intoleransi, Bukan Politik Praktis 5 Tahunan

Berikut Fakta Unik tentang Kampung Adat ciptagelar:

1. Rumah khas sunda yang dibangun semi permanen

Ciri khas kampung ini adalah rumah-rumah penduduk yang masih terbuat dari kayu dengan dinding bambu dan beratapkan pelepah aren kering. Rumah warga Kampung Adat ciptagelar tidak permanen karena mereka sering berpindah-pindah tempat.

2. Masyarakat Kampung ciptagelar sering berpindah-pindah tempat tinggal

Dahulu, masyarakat kampung kasepuhan ciptagelar sempat bermukim di wilayah Ciptarasa. Akan tetapi pada tahun 2001, semua penduduk yang berjumlah 16.000 orang ini melakukan hijrah ke salah satu tempat yang kini diberi nama kampung Kasepuhan ciptagelar.

Hijrah atau perpindahan pemukiman yang dilakukan tersebut bukan karena keinginan mereka, melainkan hal tersebut dilakukan karena wangsit (amanat) yang diberikan oleh para leluhur dan pendahulu dari kampung tersebut.

Baca Juga: Profil Lengkap Anies Baswedan: Cucu Pahlawan Lulusan Amerika yang Masuk Bursa Capres 2024

3. Sudah memiliki listrik

Meskipun berstatus kampung adat, namun Kampung Adat Ciptagelar tidak menolak adanya modernisasi. Masyarakatnya bahkan sudah beradaptasi dengan teknologi masa kini.

Kampung Adat ciptagelar sudah memiliki aliran listrik yang didapat dari PLTA yang dibangun secara swadaya. Pembangunan PLTA ini diinisiasi oleh ketua adat setempat Abah Ugi yang merupakan lulusan salah satu Universitas di Bandung.

4. Kampung ciptagelar punya stasiun TV dan stasiun radio sendiri

Selain itu kampung ini juga memiliki stasiun televisi bernama Ciga TV dan stasiun radio bernama Swara ciptagelar dimana 60 persen isi kontennya adalah konten lokal dan kebudayaan setempat maupun budaya nusantara.

Baca Juga: Profil dan Perjalanan Karier Politik Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang Masuk Bursa Capres 2024

5. Bercocok tanam sesuai ajaran leluhur

Meskipun sudah maju namun warga ciptagelar masih memegang teguh budaya dan adat warisan leluhur. Salah satunya cara bercocok tanam yang masih memakai sistem tradisional.

Petani di Kampung ini tidak diperbolehkan memakai pupuk kimia, traktor dan tidak boleh memakai varietas padi dari luar. Dengan sistem ini petani bahkan memiliki lebih dari 168 varietas padi sendiri.

Masyarakat Kampung Adat ciptagelar juga tidak diperbolehkan memperjual belikan padi karena merupakan komoditas pokok. Namun dengan cara ini mereka mampu mencapai swasembada pangan.

Baca Juga: Bansos Tunai Rp1,2 Juta Cair Bulan Ini, Cek Online Daftar Penerima di Link dtks.kemensos.go.id pakai KTP

Berikut sejumlah kebudayaan khas Kampung Adat Ciptagelar yang masih dijaga hingga saat ini,

Masyarakat juga masih memegang teguh upacara adat khas yang sudah turun temurun seperti Ngaseuk, Mipit, Nganyaran, Ponggokan, dan Serentaun.

1. Ngaseuk adalah tradisi tahunan yang mengawali siklus hidup warga kasepuhan bisa di artikan sebagai proses Penanaman padi, atau Ngaseuk juga berarti sebagai Waktu penanaman padi.

Baca Juga: Bansos PKH Maret 2021: Simak Syarat Dapat dan Cara Cek Online Daftar Penerima di dtks.kemensos.go.id

2. Mipit adalah prosesi pemanenan padi. Prosesi Mipit terdiri dari tiga tahap, yakni Mabay atau mengikat daun padi yang akan dipetik. Kemudian dilanjutkan dengan Mapai atau memetik padi. Lalu diakhiri dengan prosesi Dibuat yakni memanen padi dan menggantungnya pada tempat penyimpanan.

3. Nganyaran adalah prosesi mencicipi hasil panen dari padi yang ditanam di tahun itu, prosesi makan nasi pertama kali darai beras anyar padi anyar ini di awali oleh Kasepuhan dalam hal ini Abah dan Emak di pusat Kasepuhan.

Baca Juga: Zodiak dengan Kondisi Keuangan dan Asmara Baik menurut Ramalan Zodiak Hari Ini, 27 Maret 2021

4. Ponggokan adalah prosesi penyerahan atau pembagian hasil panen kepada masyarakat dengan perhitungan tertentu.

5. Serentaun adalah Pesta Panen, sebuah kegiatan pesta kemeriahan warga adat kasepuhan sebagai bukti bersukur akan hasil yang di dapat, di ungkapkan dalam bentuk Selamat dan sukuran yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan adat.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah