Contoh Khutbah Jumat Paling Bagus Terbaru 2022: Singkat dan Jelas Tentang Bulan Muharram

11 Agustus 2022, 18:05 WIB
Ilustrasi - Berikut Khutbah Jumat tentang Muharram 1444H. /Freepik/wirestock

BERITA DIY - Ini contoh Khutbah Jumat yang dapat digunakan mengenai Bulan Muharram 1444 H lengkap yang singkat dan jelas.

Salah satu syarat sahnya dalam menjalankan ibadah Shalat Jumat adalah dengan melaksanakan ataupun mendengarkan Khutbah Jumat yang dilakukan Khatib pada ibadah tersebut.

Bagi Anda yang akan menjadi Khatib dalam Khutbah Jumat tersebut, salah satu materi yang dapat dilakukan adalah mengenai bulan Muharram yang telah dimasuki oleh umat Islam.

Pasalnya umat Islam diketahui telah memasuki bulan Muharram yang merupakan bulan pertama yang dimasuki pada tahun baru atau yang kali ini dimasuki pada tahun 1444 H.

Baca Juga: Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram Lengkap dengan Doa: Menjaga Keistiqomahan demi Masa Depan

Pada bulan Muharram 1444 H sendiri diketahui adalah salah satu bulan dalam penanggalan Hijriyah yang terdapat di dalamnya ada berbagai keutamaan ibadah yang dilakukan.

Berikut merupakan contoh teks Khutbah Jumat seperti yang telah dikutip dari laman resmi jatim.nu.or.id:

Khutbah I


 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي امْتَنَّ عَلَى الْعِبَادِ بِأَنْ يَجْعَلَ فِي كُلِّ زَمَانِ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ، يَدْعُونَ مَنْ ضَلَّ إِلَى الْهُدَى، وَيَصْبِرُونَ مِنْهُمْ عَلَى الأَذَى، وَيُحْيُونَ بِكِتَابِ اللَّهِ أَهْلَ الْعَمَى


أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا


اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا


، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى:أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مّمّن دَعَآ إِلَى اللّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Mensyukuri Nikmat Merdeka Sambut 17 Agustus dengan Doa oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Jumat ini kita kembali dipertemukan di masjid dalam keadaan sehat tanpa keluhan berarti. Oleh sebab itu marilah kurnia yang telah diterima kita syukuri dengan cara meningkatkan takwallah. Yakni menjalankan segala perintah dan menjauhi yang dilarang. Harapannya, semoga takwallah tersebut dari waktu ke waktu semakin meningkat. Amin ya rabbal alamin.

Jamaah yang Dirahmati Allah SWT
Sudah 14 abad lebih bilangan tahun hijriah telah berlalu. Jika setiap perayaan tahun baru memberikan makna bagi umat Islam, tentu sudah banyak bekas goresan yang mewarnai kepribadian kita, baik sebagai umat beragama maupun sebagai bangsa Indonesia. Muharram kaya akan fadilah yang penting untuk dihayati. Banyak amalan ibadah di sekitar bulan Muharram yang mengandung pesan psikologi kepribadian yang positif dan konstruktif. 


Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 36: 


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ


Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus. 


Syekh Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam kitab At-Tharîr wat Tanwîr menafsirkan QS At-Taubah ayat 36 dengan keterangan sebagai berikut: 


وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ

 

Artinya: Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu merupakan kehendak dimuliakannya manusia, melalui perbuatan-perbuatan baik dan akhlak mulia yang mereka lakukan. 

Maka pantaslah, Syekh Ibnu al-Jauzi dalam kitab At-Tabshîrah juz 2 halaman 6 menjelaskan, bahwa bulan Muharram adalah bulan yang derajatnya demikian mulia. Pada bulan ini Allah SWT mengharamkan adanya peperangan dan konflik.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Menyentuh Hati dan Bikin Terharu Lengkap dengan Doanya tentang Spirit Hijrah

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya.  

Pernyataannya adalah sebagai berikut: 


  وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً


Artinya: Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak. 


Selanjutnya, Syekh Ibnu al-Jauzi dalam kitab At-Tabshîrah juz 2 halaman 6 memberikan kesimpulan bahwa bulan Muharram adalah bulan mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru Hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.  

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram: Memaknai Hakikat Hijrah dalam Kehidupan Beserta Doa

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Secara teologis, bulan Muharram adalah bulan mulia yang mendatangkan pahala berlipatganda. Sedangkan secara psikologis, pada bulan Muharram ini kita dianjurkan untuk melakukan aneka perbuatan mulia dan dilarang melakukan perbuatan haram lagi tercela. Keutamaan bulan Muharram ini bisa dijadikan sarana untuk menempah kepribadian bangsa Indonesia di tengah bencana moral. Bila amalan-amalan bulan ini disambut dengan iman, Islam dan ihsan secara terpadu, maka akan menghasilkan pribadi mulia. 


Bagaimana tidak? Pada bulan Muharram ini kita harus meneladani sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW yang melahirkan peradaban dan periode keemasan di Madinah. Menjiwai watak kepribadian kaum Muhajirin dan Anshar yang mengagumkan. Jiwa altruis (al-itsar) yang saling mengasihi dan menyayangi, tolong-menolong, menggalang persatuan dan membangun komitmen lewat Piagam Madinah sebagai acuan menyejahterakan bangsa. 


Pada bulan Muharram ini kita disunahkan berpuasa Tasu’a dan Asyura, puasa Senin dan Kamis maupun puasa pertengahan bulan (ayyaamul bidh). Melalui puasa ini, kita diajarkan empati dengan perjuangan para nabi terdahulu, melatih kesabaran, memiliki keuletan, ketangguhan dan menjadi perisai emosi agar tidak menjadi bangsa pemarah tetapi bangsa yang damai penuh kasih dan sayang. 

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru Muhammadiyah Menyentuh Hati Lengkap Dengan Doa: Ciri-Ciri Orang Bertakwa

Pada bulan Muharram ini, juga populer dengan faidah-faidah Asyura (10 Muharram) yang penting diamalkan. Berkaitan dengan ini Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali (508-597 H/1114-1201 M) dalam kitab Al-Majalis, halaman: 73-74, yang diterbitkan Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, seorang ahli hadits mazhab Hanbali, menjelaskan kebiasaan para ulama pada hari Asyura: 


 فَوَائِدُ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ. اَلْفَائِدَةُ اْلأُوْلَى: يَنْبَغِيْ أَنْ تَغْسِلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَخْرِقُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ زَمْزَمَ إِلىَ سَائِرِ الْمِيَاهِ، فَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَئِذٍ أَمِنَ مِنَ الْمَرَضِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ، وَهَذَا لَيْسَ بِحَدِيْثٍ، بَلْ يُرْوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. اْلفَائِدَةُ الثَّانِيَةُ: الصَّدَقَةُ عَلىَ الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ. اْلفَائِدَةُ الثَّالِثَةُ: أَنْ يَمْسَحَ رَأْسَ الْيَتِيْمِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةُ أَنْ يُفَطِّرَ صَائِمَا. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةُ أَنْ يُسْقِيَ الْمَاءَ. اَلْفَائِدَةُ السَّادِسَةُ أَنْ يَزُوْرَ اْلإِخْوَانَ. اَلْفَائِدَةُ السَّابِعَةُ: أَنْ يَعُوْدَ الْمَرِيْضَ. اَلْفَائِدَةُ الثَّامِنَةُ أَنْ يُكْرِمَ وَالِدَيْهِ وَيَبُرَّهُمَا. الْفَائِدَةُ التَّاسِعَةُ أَنْ يَكْظِمَ غَيْظَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْعَاشِرَةُ أَنْ يَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْحَادِيَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنَ الصَّلاَةِ وَالدُّعَاءِ وَاْلاِسْتِغْفَارِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّانِيَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُمِيْطَ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُصَافِحَ إِخْوَانَهُ إِذَا لَقِيَهُمْ. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ قِرَاءَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ لِمَا رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَنْ قَرَأَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا


Artinya: Faidah-faidah hari Asyura: Mandi pada hari Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyura. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA. Bersedekah kepada fakir miskin. Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim. Memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa. Memberi minuman kepada orang lain. Mengunjungi saudara seagama (silaturrahim). Menjenguk orang sakit. Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua. Menahan amarah dan emosi. Memaafkan orang yang berbuat zalim. Memperbanyak ibadah seperti shalat, doa, dan istighfar. Memperbanyak zikir kepada Allah. Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan. Berjabat tangan dengan orang yang dijumpai. Memperbanyak membaca surat Al-Ikhlash sampai seribu kali. Karena ada atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA: Barang siapa membaca surah Al-Ikhlash seribu kali pada hari Asyura, maka Allah akan “memandangnya”. Barang siapa ‘dipandang’ oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazab selamanya. 

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H: Gelorakan Semangat Hijrah

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Melalui amalan-amalan Asyura di atas, maka kemantapan iman dalam hati yang ditampilkan dalam gerak amal ibadah akan melahirkan kepribadian yang mengagumkan. Saat ini bangsa Indonesia membutuhkan hijrah kebangsaan yang lebih bermoral. Menjadi bangsa yang cerdas dan berkepribadian sebagaimana cita-cita bangsa. 


Menghayati pesan Muharram berarti menghayati keberagamaan yang menghasilkan kepribadian bangsa yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal ini, Abu Sulaiman sebagaimana dikutip Abu Na’im dalam kitab Hilyatul Auliya’ juz 9 halaman 269 menegaskan: 


  مَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ   


Artinya: Barang siapa hari ini keadaannya masih sama dengan kemarin, maka ia dalam keadaan kurang baik.   

Dari ulasan di atas, mari kita bangkit dan tingkatkan penghayatan tahun baru Islam ini. Membangkitkan motivasi hijrah kebangsaan dari perilaku buruk menjadi bangsa yang semakin berkepribadian, semakin merekatkan persaudaraan, mengerahkan potensi secara maksimal untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu negara. Apalagi sebentar lagi kita juga akan emmperingati 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.


 باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Menyambut Bulan Muharram Singkat Padat Disertai dengan Doa dan Keutamaan

Khutbah II


 اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.


عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat NU Terbaru Singkat dan Penuh Makna: Menyiapkan Diri Menyambut Bulan Muharram

Seperti yang dikutip dari laman resmi tersebut, teks dalam Khutbah Jumat mengenai Muharram tersebut dapat digunakan dan didownload bagi yang akan melakukan download.

Demikianlah informasi mengenai Khutbah Jumat yang dapat digunakan mengenai Muharram.***

Editor: Muhammad Naufal Alyaa

Tags

Terkini

Terpopuler