Apa Itu Catur Asrama dalam Agama Hindu dan Hubungannya dengan Catur Purusa Artha serta Catur Warna

14 Mei 2022, 20:00 WIB
ilustrasi - Penjelasan pertanyaan apa itu catur asmara dalam agama Hindu dan hubungannya dengan catur purusa artha serta catur warna. /PEXELS/Artem Beliaikin

BERITA DIY - Berikut penjelasan mengenai apa itu catur asrama dalam agama Hindu dan hubungannya dengan catur purusa artha serta catur warna.

Pertanyaan tentang catur asrama banyak dilontarkan terlebih bagi mereka yang bukan beragama Hindu.

Dikutip dari situs Kemenag, catur asrama dalam ajaran agama Hindu adalah empat fase kehidupan dalam hidup yang dilalui oleh masing-masing umat, guna mewujudkan tujuan hidup dan tujuan beragama.

Baca Juga: Apa Itu Tumpek Landep? Tradisi Umat Agama Hindu yang Terus Lestari hingga Kini

Di dalam ajaran agama Hindu catur asrama tidak dapat dipisahkan dengan catur purusa artha dan catur warna.

Catur purusa artha sendiri adalah empat tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu yang patut dijadikan pedoman moral untuk melaksanakan catur asrama.

Sementara catur warna adalah empat pilihan hidup manusia dimana ia dilihat berdasarkan bakat, ketrampilan, dan kualitasnya yang dilihat sebagai hasil pendidikan, ketangguhan, dan kualitas kemampuannya.

Baca Juga: Tingkatan Moksa dalam Ajaran Hindu dan Pengertiannya: Samipya, Sarupya, dan Salokya.

Berikut hubungan catur asrama dengan catur purusa artha:

Catur purusa artha merupakan landasan moral bagaimana umat untuk mewujudkan ajaran catur asrama. Dalam satu fase kehidupan, umat Hindu memiliki kewajiban moral untuk mewujudkan tujuan beragama dan bernegara.

Pada fase brahmacari, umat hendaknya lebih mengutamakan untuk melaksanakan dharma dari pada mendapatkan kekayaan "artha". Artha juga penting untuk menunjang memperoleh ilmu mengisi segala keinginan nafsu "kama" dalam mencapai kebahagiaan "moksa" sebagai tujuan hidup.

Pada masa grehastha, umat hendaknya lebih mengusahakan dan mengutamakan artha dan kama, berlandaskan dharma untuk mewujudkan rumah tangganya yang harmonis.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Bali Hindu Modern dan Artinya dalam Bahasa Indonesia

Di masa wanaprastha, pelaksanaan Dharma dengan melepaskan kehidupan duniawi kemudian memperdalam ilmu agama/ kerohanian untuk dijadikan bekal dalam mengabdikan sisa hidup pada umat manusia dan mahkluk hidup.

Hal ini sangat penting dalam rangka mencapai moksa. Dengan demikian kebahagiaan hidup yang abadi "moksa" yang dicita-citakan pada masa "bhiksukha" dengan mudah dapat diwujudkan.

Untuk dapat mewujudkan tujuan agama dan tujuan hidup umat manusia, dapat dicermati dari terjalinnya hubungan antara catur asrama dengan catur purusa artha.

Baca Juga: Apa Itu Pawai Ogoh-Ogoh? Sejarah dan Makna Ogoh-Ogoh bagi Umat Hindu yang Menjadi Tradisi Masyarakat Bali

Berikut hubungan catur warna dan catur asrama:

Warna seseorang dikelompokkan berdasarkan pembawaan sifat dan fungsinya. Pembagian menjadi empat adalah berdasarkan kewajiban. Orang orang dapat mengabdi sebesar mungkin menurut pembawaannya.

Dalam beberapa sloka bhagawan gita itu menyatakan bahwa catur warna sebagai sistem tata kemasyarakatan dalam agama hindu yang diklasifikasikan berdasarkan guna (bakat dan sifat) dan karna (perbuatan dan pekerjaan).

Catur warna diberikan pengertian dan kedudukan yang berbeda oleh golongan tertentu dengan mencaba lebih menonjolkan sistem kastanya. Beberapa orang juga dalam buku dan pengertian – pengertian mereka memnyatakan bahwa catur warna adalah perbedaan yang didasarkan oleh kasta atau kelahirannya .

Baca Juga: Apa yang Dilakukan Umat Hindu di Bali Saat Perayaan Hari Raya Nyepi? Berikut Tradisi dan 4 Pantangan Penyepian

Pada jenjang Brahmacari Asrama dan Brahmana warna dipandang kedua fase ini sama – sama menekuni bidang pendidikan dan pembelajaran.

Pada Fase Grehastha Asrama dan Ksatrya warna ,dipandang kedua fase ini sama- sama merupakan fase untuk belajar memimpin. pada saat membangun rumah tangga pad jenjang grehastha asrama , seseorang dihadapkan dengan belajar memimpin.

Pada fase wanaprasta asrama dan wesya warna, dipandang sama –sama memerlukan pengalaman baru dengan belajar melalui pengasingan diri “wanaprasta asrama” guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan “wesya warna” karena lebih terfokus pada kebahagian dalam kebersamaan.

Baca Juga: Mengenal Upacara Melukat, Ritual Hindu yang Dijalani Ariel Tatum di Bali Untuk Tenangkan Jiwa

Pada fase bhisuka asrama dengan sudra warna , dipandang sebagai akhir untuk menjadikan sang diri pribadi yang sadhu gunawan hendaknya bergerak dab menjadi pengabdi setia kepada masyarakan dan dharma “bhisuka”.

Demikian penjelasan mengenai apa itu catur asrama dalam agama Hindu dan hubungannya dengan catur purusa artha serta catur warna.***

Editor: Bagus Aryo Wicaksono

Tags

Terkini

Terpopuler