Teks Khutbah Idul Fitri 2022 Singkat tentang Silaturahmi Lebaran di Tengah Pandemi

1 Mei 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi - Teks Khutbah Idul Fitri 2022 Singkat tentang Silaturahmi Lebaran di Tengah Pandemi //Instagram/ Nasir Djamil

BERITA DIY - Berikut ini teks khutbah Idul Fitri 1443 H/2022 tentang silaturahmi di tengah pandemi. Khutbah ini bisa digunakan sebagai materi khutbah di Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 ini.

Idul Fitri 2022 ini diperkirakan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Namun, hal tersebut masih perlu dipastikan melalui sidang isbat yang baru akan digelar besok Minggu, 1 Mei 2022.

Meski belum ada keputusan resmi dari pemerintah bulan suci Ramadhan 1443 H ini sudah di penghujung waktu yang beberapa hari lagi tiba Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Khutbah Sholat Idul Fitri 2022 Menyentuh Hati Para Jamaah Tentang Memperkuat Persatuan Umat Islam

Baca Juga: Teks Ceramah Khutbah Sholat Jumat Terakhir Ramadhan 2022 tentang 'Zakat Meminimalisir Jurang Kaya dan Miskin'

Idul Fitri 2022 ini kondisi di tanah air masih waspada akan situasi pandemi Covid-19. Meski sudah diperbolehkan mudik atau pulang kampung, namun tetap diberlakukan protokol kesehatan yang tetap.

Meningat Idul Fitri 2022 masih dekat dengan Covid-19 dan tali silaturahmi tetap harus dijaga, berikut ini ialah teks khutbah Idul Fitri dengan tema silahturahmi lebaran di tengah pandemi yang disusun oleh KH Moh. Muhsin, ketua Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Batoro Katong Ponorogo.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terakhir Bulan Ramadhan 2022 tentang Mengisi Akhir Ramadhan dengan Ibadah Terbaik

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya, dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya serta menjauhkan diri dari segala yang menjadi larangan-Nya.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Kita baru saja meninggalkan bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, bulan yang mulia di mata manusia juga di sisi-Nya. Allah SAW, mencurahkan ampunan-Nya kepada hamba yang telah mengisi bulan Ramadlan dengan memperbanyak ibadah
kepada-Nya. Bulan Ramadan, pantas dikatakanan bulan hablum minallah, bulan yang mempererat hubungan antara hamba yang shalih dengan Allah SWT.

Pada saat ini kita memasuki bulan Syawal, saatnya kita semua melengkapi perbuatan baik selama bulan Ramadlan. Maka bulan ini pantas dikatakan Bulan Sillaturrahim, Bulan Hablum Minannas mempererat tali persaudaraan, diantara para manusia.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terakhir Sebelum Lebaran 2022 Singkat tentang Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an; An-Nisa’, ayat 1:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Dan bertakwalah kepada Allah SWT. yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim.” (Q.S. An-Nisa’ : 1).

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Syawal tahun ini kiranya berbeda dengan syawal-syawal sebelumnya. Karena syawal tahun ini, bertepatan dengan suasana perjuangan kita bersama menghadapi wabah penyakit yang merata seluruh dunia, yaitu wabah Covid 19.

Di tengah-tengah suasana wabah ini, yang lebih baik adalah berdiam diri di daerah atau wilayah tempat tinggal kita 7masing-masing, tidak keluar melintas batas daerah atau melintas batas wilayah.

Baca Juga: Materi Khutbah Jumat 10 Hari Terakhir Ramadhan dengan Tema Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Dalam sebuah hadist Nabi SAW. :

“Diriwayatkan dari sahabat ‘Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda ‘Seseorang yang berada di tengah-tengah wabah, lantas dia berdiam diri di daerahnya dengan penuh kesabaran dan semata-mata hanya mengharapkan pahala dari-Nya, karena dia tahu bahwa segala yang menimpanya adalah keputusan Allah untuknya, maka orang tersebut akan mendapatkan sebesar pahala mati syahid’”. (HR. Bukhari).

Dijelaskan dalam kitab Hasyiyah Al-Qalyubi :

“Haram hukumnya memasuki daerah wabah, juga keluar dari daerah tersebut tanpa adanya tujuan yang penting, karena adanya larangan terhadap hal tersebut”. (Hasyiyah Al-Qalyubi : IV/415)

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Di satu sisi kita tahu, bahwa sillaturrahim di hari lebaran merupakan hal yang dirasa penting, tetapi di sisi lain wabah corona, adalah sesuatu yang harus kita hadapi bersama secara serius; dan tidak boleh lalai.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Ramadhan 2022 Tema Keutamaan Lailatul Qadar Singkat dan Jelas

Oleh karena itu kita harus berfikir juga bertindak secara bijaksana dengan menjalankan segalanya secara “Aham fal Aham” mendahulukan yang lebih penting dari yang penting dan mendahulukan yang penting dari yang kurang penting; karena hanya cara ini yang lebih baik dan bijaksana

Dijelaskan dalam kitab Nadzmud Durar :

“As-Syekh Ibrahim bin Umar bin Ali bin Abi Bakar al-Biqa’i, berkata ‘Sekiranya ditemukan orang yang cerdas, dalam setiap urusan ia lakukan secara Aham fal aham, sehingga ia mampu memilah dan memilih yang lebih baik dari dua hal yang sama-sama baik, maka kutilah dia.”. (Nadzmud Durar : VII/254).

Dengan prinsip kerja “aham fal aham”, maka perkara yang hukumnya fardlu didahulukan dari perkara wajib, perkara wajib didahulukan dari perkara yang hukumnya sunnah.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022 yang Membuat Jamaah Menangis Berjudul Mengetuk Pintu Hati

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Apabila kita menjumpai suatu perkara yang diperintahkan di satu sisi dan dilarang di sisi lain, maka yang lebih baik adalah menghindarkan diri dari perkara tersebut.

Tradisi lebaran dengan anjangsana dari rumah ke rumah, di satu sisi dirasa sangat baik, karena merupakan bentuk dari sillaturrohim saling bermaafan, tetapi di sisi lain sangatlah berbahaya di zaman pandemi ini, karena rentan terjadi penularan virus lebih besar dan meluas.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terakhir di Bulan Ramadhan 2022 tentang Memaksimalkan Sisa Bulan Puasa

Maka yang lebih baik adalah tetap menjalankan sillaturrahim tetapi tidak dengan
cara anjangsana ke sana dan kemari, karena menghindari mafsadat atau kerusakan, lebih diutamakan daripada mewujudkan maslahah.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah.

Semoga kita senantiasa mendapat perlindungan dan Rahmat dari-Nya. Diberi keteguhan iman dan Islam istiqamah dalam ibadah. Amiin.

Demikian khutbah Idul Fitri 1443 H singkat tentang silaturahmu lebaran di tengah pandemi yang dapat digunakan sebagai contoh.***

 

Editor: Muhammad Suria

Tags

Terkini

Terpopuler