Gunung Krakatau Terletak di Mana? Ini Sejarah Meletusnya Gunung Krakatau hingga Munculnya Anak Krakatau

26 April 2022, 19:51 WIB
Ilustrasi: Sejarah letusan, dan info letak Gunung Krakatau hingga munculnya Gunung Anak Krakatau. /PIXABAY/ SEI

BERITA DIY – Simak di mana letak Gunung Krakatau beserta sejarah meletusnya Gunung Krakatau di tahun 1883 hingga munculnya Gunung Anak Krakatau.

Gunung Krakatau atau yang memiliki nama lain Rakata dan Krakatoa ini adalah gunung berapi yang terkenal karena letusan dahsyatnya pada 26 – 27 Agustus 1883 lalu.

Tercatat dalam sejarah, letusan Gunung Krakatau ini pada tahun 1883 tersebut memicu tsunami dan menewaskan lebih dari 36 ribu jiwa dan dirasakan hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk New York.

Baca Juga: Sejarah Kenapa Gunung Krakatau Punya Anak? Simak Sejarah Letusan yang Melahirkan Gunung Anak Krakatau

Baca Juga: Status Anak Gunung Krakatau Siaga, Ketahui Sejarah Gunung Krakatau Meletus di 1883 dan Apa Bahayanya

Baca Juga: Gunung Krakatau Erupsi, Apa Itu Status Siaga Level III? Link Cek Aktivitas Gunung Api di Indonesia

Letak Krakatau

Gunung Krakatau terletak di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, atau di Selat Sunda, antara Pulai Jawa dan Sumara.

Sedangkan Anak Krakatau merupakan gunung api aktif yang juga menjadi salah satu kawasan cagar alam terbentuk setelah adanya letusan dahsyat Gunung Krakatau 1883 lalu.

Sejarah Letusan Gunung Krakatau

Sebelum mengalami letusan dahsyat pada Agustus 1883 lalu, sejumlah gempa bumi sempat dirasakan di Hindia Belanda (Indonesia) hingga Australia.

Baca Juga: Update Terkini 4 Erupsi Gunung Anak Krakatau, dan Prediksi Terbaru Bisa Ada Letusan Besar? Ini Kata PVMG

Pada 20 Mei 1883, Gunung Krakatau mulai melepaskan uap secara teratur di Pulai Perboewatan yang terletak di paling utara di Kepulauan Krakatau.

Selanjutnya Gunung Anak Krakatau melapaskan abu vulkanik hingga 6 km, bahkan suara letusan terdengar hingga Batavia (Jakarta) yang saat itu berjarak kurang lebih 160 km dari Krakatau.

Aktivitas vulkani Gunung Krakatau sempat menurun hingga akhir Mei 1883 dan tidak ada aktivitas lanjutan hingga beberapa minggu setelahnya.

Baca Juga: Google Doodle Hari Bumi 2022, Simak Arti Gambar Gunung: Menjaga Lingkungan Dapat Kita Lakukan dengan Cara Ini

Pada 16 Juni 1883, letusan kembali terjadi, kali ini menyebabkan pulai diselimuti awan hitam selama lima hari dan gelombang tinggi hingga Anyer, Jawa Barat.

Angin timur akhirnya membersihkan awan gelap tersebut pada 24 Juni 1883, namun justru gulungan awan hitam terlihat muncul yang diduga merupajkan ventilasi atau kawah baru dari Gunung Perboewatan dan Danan.

Letusan demi letusan terus meningkat hingga pada 25 Agustus 1883, dan puncaknya pada 26 Agustus 1883 pukul 13:00, abu hitam dengan tinggi 27 km muncul dan terus terdengar ledakan setiap sepuluh menit sekali.

Baca Juga: Kondisi Gunung Merapi Hari Ini Pasca Muntahkan Awan Panas 5 Kilometer: 253 Warga Mengungsi, Jalur Wisata Tutup

Abu tebal, potongan abu apung panas dengan diameter rata – rata 10 cm, hingga tsunami kecil dengan tinggi gelombang 40 menerjang pesisir Jawa dan Sumatra pada pukul 18:00 dan 19:00.

Pagi hari, 27 Agustus 1883 empat letusan besar kembali muncul yang menyebabkan tsunami menuju Telukbetung, hingga ledakan di Perth, Australia Barat dan Rodrigues di Mauritius.

Bukan hanya Gunung Krakatau, namun Gunung Perboewatan dan Danan juga mengeluarkan letusan yang cukup dahsyat pagi itu.

Baca Juga: Info Gempa Bumi Terkini Resmi BMKG di Gunung Kidul DI Yogyakarta Magnitudo 4,9, Ini Info Pusat Gempa

Pada 28 Agustus 1883, letusan mulai berkurang, namun serangkaian letusan kecil tetap mengeluarkan lumpur, hingga Oktober 1883 atau dua bulan setelah bencana tersebut.

Dampak Letusan Krakatau

Korban jiwa yang tercatat oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu yaitu 36.417 orang. Selama berbulan – bulan, korban letusan juga tampak terapung di lautan.

Bukan hanya korban jiwa, suhu udara juga mengalami penurunan dengan rata – rata 1.2 derajat Celcius selama lima tahun.

Sekitar 44 tahun setelah letusan tersebut atau pada 1900 – an, muncul gunung api baru yang kemudian dikenal dengan Anak Krakatau.

Baca Juga: Update Terkini Merapi Hari Ini, 11 Maret 2022: Ada 4 Erupsi Guguran Lava dan Daftar Wisata Yogyakarta Ditutup

Gunung Anak Krakatau mengalami pertumbuhan kurang lebih 0.5 meter setiap bulannya, atau 6 meter setiap tahunnya.***

Editor: Mufit Apriliani

Tags

Terkini

Terpopuler