BERITA DIY - Baru-baru ini publik dikejutkan dengan adanya virus baru selain corona atau covid-19, yakni virus Nipah.
Apa itu Virus Nipah? Bagaimana penyebab, gejalanya, dan penularannya? Berikut Berita DIY rangkumkan informasi seputar Virus Nipah.
Dikutip dari laman resmi World Health Organization (who), Infeksi Virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Pada orang yang terinfeksi, hal itu menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.
Baca Juga: Hore! BLT Subsidi Gaji Kembali Cair ke 294 ribu Karyawan, Cek Link Ini Dapat BSU Rp1,2 Juta
Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan beberapa wabah yang diketahui di Asia, virus ini menginfeksi berbagai hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.
Selama wabah pertama yang diketahui di Malaysia, yang juga mempengaruhi Singapura, kebanyakan infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringannya yang terkontaminasi.
Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa kondom dengan jaringan hewan yang sakit.
Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi adalah sumber infeksi yang paling mungkin.
Baca Juga: Kasus Video Porno Gisel Masih Bergulir, Penyebar Video Ditetapkan sebagai Saksi Bersama Saksi Ahli
Baca Juga: Terbongkar! Rahasia Aldebaran Bocor Lagi, Andin Semakin Menderita di Ikatan Cinta 28 Januari 2021
Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.
Gejala
Infeksi manusia berkisar dari infeksi asimtomatik hingga infeksi pernapasan akut, kejang, dan ensefalitis yang fatal. Orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala yang meliputi demam, sakit kepala, mialgia, muntah dan sakit tenggorokan.
Ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.
Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Baca Juga: BLT Banpres UMKM Rp2,4 Juta Cair Lagi via Bank BRI, Buruan Cek KTP di Link Ini: BPUM Masuk Rekening
Masa inkubasi dari 4 hingga 14 hari tetapi periode inkubasi selama 45 hari telah dilaporkan.
Kebanyakan orang sembuh total, meskipun beberapa dibiarkan dengan kondisi neurologis sisa setelah ensefalitis akut. Beberapa kasus kambuh telah dilaporkan.
Tingkat kematian kasus infeksi virus Nipah diperkirakan 40-75% tetapi dapat bervariasi berdasarkan wabah tergantung pada pengawasan dan manajemen klinis di daerah yang terkena.
Baca Juga: Kapan BLT Subsidi Gaji BPJS Termin 3 Cair? Ini Jadwal dan Cara Cek Penerima Rp2,4 Juta Tahun 2021
Penanganan
Saat ini belum ada obat atau vaksin yang secara khusus menargetkan infeksi virus Nipah. WHO telah mengidentifikasi Nipah sebagai penyakit prioritas untuk Cetak Biru Penelitian dan Pengembangan WHO.
Perawatan suportif intensif direkomendasikan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah.***