Apa Itu Bioluminesensi, Fenomena Alam 'Lautan Susu' yang Buat Laut Selatan Jawa Tampak Bercahaya

- 9 September 2021, 20:05 WIB
ILUSTRASI - Simak penjelasan fenomena alam lautan susu yang membuat Laut Selatan Jawa nampak bercahaya dalam gelap.
ILUSTRASI - Simak penjelasan fenomena alam lautan susu yang membuat Laut Selatan Jawa nampak bercahaya dalam gelap. /Dok/nesdis.noaa.gov

BERITA DIY - Simak apa itu bioluminesensi, fenomena alam 'lautan susu' yang membuat Laut Selatan Pulau Jawa nampak bercahaya di malam hari yang terlihat dari staelit.

Momen langka bioluminesensi ini berhasil diabadikan oleh Sistem Satelit Gabungan Polar (JPSS) NOAA milik pemerintah Amerika Serikat dan kolaborasi dengan institusi lain.

Pada foto citra satelit tersebut, terekam bioluminesensi atau dengan nama lain milky sea (lautan susu) itu berada di bawah Pulau Jawa, tepatnya sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 2 Agustus 2019.

Baca Juga: Viral Penemuan Bulus Raksasa di Klaten, Dipercaya Memiliki Manfaat hingga Status Konservasi

Tampak cahaya di tengah kegelapan Laut Selatan Jawa atau Samudera Hindia. Lantas, apa sebenarnya bioluminesensi atau lautan susu? Berikut penjesannya dihimpun dari berbagai sumber.

Dilansir dari nesdis.noaa.gov, penemuan fenomena alam di selatan pulau Jawa itu terekam oleh Cooperative Institute for Research in the Atmosphere (CIRA), mitra NOAA yang berlokasi di Colorado State University.

Cahaya laut pada malam hari akibat bioluminesensi berasal dari reaksi kimia pada jenis bakteri tertentu. Akibatnya, laut malam menghasilkan cahaya keputihan yang tersebar luas.

Baca Juga: Viral Acara TV Korsel Diduga Remix Adzan, Netizen Gaungkan Hashtag #ADZANBUKANMAINAN

Sementara itu, then24.com menambahkan bahwa reaksi kimia ini terjadi pada banyak spesies, seperti jamur, bakteri, ubur-ubur, serangga, protista, dan lainnya.

Momen milky sea ini paling sering muncul di perairan Samudera Hindia dan negara-negara yang memiliki lautan yang luas.

Dalam kasus laut milky sea di Laut Selatan Pulau Jawa, diperkirakan luas siluet putih bioluminesensi mencapai 100.000 kilometer persegi.

Baca Juga: Respons Jihane Almira Usai Heboh Video Direktur Miss Supranational Andre Sleigh yang Diduga Hina Indonesia

Miller dkk (2021) dikutip dari nature.com, menjelaskan lautan susu bisa bertahan selama berhari-hari hingga berminggu-minggu dengan mengambang di tengah arus laut. 

Sementara itu, siklus lautan susu di Laut Selatan Jawa terekam selama dua periode, yaitu 26 Juli-9 Agustus dan 25 Agustus-7 September 2019, setelah awal kemunculan terdeteksi pada malam 25 Juli 2019.

Fenomena lautan susu terletak di area berjarak 25 kilometer dari lepas pantai selatan Jawa. Sementara area inti yang terang kira-kira berukuran 500 kilimeter persegi.

Baca Juga: Apa Itu Buah Teretung? Durian Mungil Asal Kalimantan yang Viral di TikTok, Ini Kata LIPI

Kemunculan lautan susu ini sebenarnya telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Milky sea berhasil diceritakan dari mulut ke mulut oleh para pelaut.

Dalam novel Twenty Thousan Leagues Under the Sea karya Jules Verne tahun 1870, menceritakan tentang kapal selam Nautilus yang melakukan perjalanan laut melewati milky sea.

Meskipun kisah dalam novel bersifat bersifat fiksi, namun fenomena yang disebutkan tentunya berdasarkan pada laporan nyata.

Demikianlah penjelasan ilmiah apa itu fenomena alam bioluminesensi atau biasa disebut milky sea (lautan susu) yang menyebabkan Laut Selatan Pulau Jawa bercahaya.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x