Abah Bongkeng, sapaannya, bercerita. Ia dan tim pernah memberikan tumpangan ke sejumlah wartawan yang tak mampu mencapai titik akhir saat meliput tragedi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, 9 Mei 2012 silam.
Sejumlah juru warta tersebut gagal menuju lokasi bencana karena tak lebih dahulu mempelajari medan dan mempersiapkan kekuatan fisik.
"Kemanapun pergi, untuk teknik hidup atau survival di alam terbuka. Hal itu yang harus diperhatikan. Jadi, fisik, mental, dan pengetahuan," saran pria yang pernah mendaki Gunung Merbabu dengan waktu tempuh hanya 4 jam, lebih cepat 3 jam dari pendaki muda lainnya.
Fisik, technical skill, environmental skill, dan human skill adalah 4 fundamental skill yang harus dimiliki pendaki dan wartawan saat bertugas di alam terbuka.
Hal itu juga yang membuat PT Eiger Multi Produk Industri (EIGER) menyiapkan divisi khusus, Eiger Adventure Service Team (EAST).
Tim ini turut serta membantu pendaki menjaga kelestarian alam, mempermudah jurnalis meliput kegiatan di alam, hingga mendorong atlet-atlet panjang berprestasi di kancah internasional.
Konsistensi Eiger Terapkan ESG Jaga Kelestarian Lingkungan
Shulhan Syamsur Rijal, Public Relations Executive Eiger menjelaskan, semula kolaborasi dengan jurnalis dan pendaki ini terinspirasi dari produk-produk perusahaan yang awet dan bertahun-tahun dipakai oleh mereka yang sering melakukan aktivitas kegiatan di luar ruangan.
Lebih dari itu, komitmen Eiger menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk Indonesia lebih baik sudah diterapkan sejak lama, baik dari aspek Environment (Lingkungan), Social (Sosial), hingga Governance (Tata Kelola Perusahaan).