Mengenal Demensia: Penyebab, Gejala Penyakit, dan Pengobatannya

2 November 2020, 13:32 WIB
Ilustrasi penderita demensia. /piabay/ kor_el_ya

BERITA DIY - Sebagian besar orang menganggap demensia merupakan penyakit, beberapa diantaranya juga menyamakannya dengan kondisi pikun. Namun sesungguhnya, demensia bukanlah suatu penyakit melainkan gelaja yang mengganggu fungsi otak atau disebut juga sebagai gangguan neurokognitif mayor.

Gejala ini berakibat pada penurunan daya ingat, perubahan sifat, perilaku, cara berpikir seseorang, penuruna kemampuan berbahasa hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Demensia banyak menyerang orang berusia 65 tahun ke atas.

Gejala demensia pada umumnya adalah penurunkan memori maupun cara berpikir yang dapat dilihat dari perubahan perilaku dan cara berbicara dan akan terus memburuk seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Happy Birthday! 15 Idol Kpop Populer Ini Ulang Tahun Bulan November, T.O.P BIGBANG hingga Momo TWICE

Faktor genetik menjadi salah satu penyebab penyakit ini, namun selain itu gangguan struktur otak, gangguang sistem metabolisme, paparan zat kimia, anoxia dan kurang gizi juga menjadi faktor penyebab demensia.

Oleh karena demensia adalah suatu gejala dari penyakit tertentu, maka berikut beberapa penyakit yang mengakibatkan demensia. Penyakit tersebut adalah Alzheimer, Demensia Vaskular, Lewy Body, Dementia dan Demensia Frontoremporal.

Baca Juga: Gagal Daftar Kartu Prakerja di www.prakerja.go.id? Perbaiki 3 Kesalahan Ini Agar Lolos Gelombang 11

Gejala demensia terbagi menjadi lima fase berikut penjelasannya.

  1. Fase pertama, penderita masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa, gejalanya belum terlaluterlihat.
  2. Fase kedua, gejala sederhana seprti kesulitan berkomunikasi, mudah lupa, sulit memecahkan masalah dan melakukan aktivitas dalam satu waktu mulai terlihat.
  3. Fase ketiga, penderita mulai kurang bersemangatan, menurunnya kemampuan bersosialisasi, dan mudah tersesat.
  4. Fase keempat, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain untuk berpakaian hingga mandi. Penderita mulai berhalusinasi, mudah marah, antisosial, dan kesulitan tidur.
  5. Fase kelima, penderita mulai kehilangan kemampuan dasar berjalan, duduk, tidak mengenal anggota kelurga hingga bahasa.

Baca Juga: Cara Mengatasi Verifikasi Email yang Tidak Muncul Saat Daftar Kartu Prakerja di www.prakerja.go.id

Proses diagnosa penyakit ini tidaklah singkat, beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan saraf, mental dan fungsi luhur sangat diperlukan. Jika sudah terdoagnosis maka penderita dapat melakukan perawatan bersama dokter spesialis saraf maupun ahli geriatrik. Pemeriksaan seperti CT Scan, MRI, PET Scan, EEG dan pemeriksaan darah dilakukan jika timbul gejala lain seperti stroke, tumor otak, dan gangguan tiroid.

Demensia ini ada yang dapat disembuhkan namun ada juga yang akan terus memburuk seiring berjalannya waktu. Namun terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan, seperti terapi stimulasi kognitif, terapi okupasi, terapi ingatan dan rehabilitasi kognitif.

Hal lain yang dapat dilakuakn adalah berkomunikasi menggunakan bahasa yang sederhana, melakukan olahraga ringan, melakukan aktivitas seprti berkebun, memasak, melukis dan bermain musik, menciptakan kebiasaan sebelum tidur dan membuat agenda untuk melatih daya ingat penderita. Hal-hal tersebut merupakan bentuk dukungan yang dapat dilakukan oleh keluarga.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler