Selain Lubang Buaya, Ini 3 Tempat Bersejarah yang Harus Diketahui Dalam Peristiwa G30S PKI

- 27 September 2020, 11:57 WIB
Pelataran Monumen Pancasila Sakti di lubang Buaya.
Pelataran Monumen Pancasila Sakti di lubang Buaya. /Antara/Aditya P Putra

Dalam peristiwa penyergapan ini, putri Jenderal Nasution yang berusia lima tahun tersebut wafat, sementara ayahnya berhasil kabur. Semuanya tergambar dalam diorama yang seolah-olah mengajak para pengunjung kembali ke masa lalu.

Di kompleks tersebut juga terdapat ruang teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah dan pemakaman para Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Fungsinya bagi Bangsa

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

Sama seperti Museum Jenderal A.H Nasution, museum Sasmitaloka Ahmad Yani juga merupakan tempat tinggal Jenderal Ahmad Yani dan keluarga sejak 1958. Di museum ini, pengunjung dapat menyaksikan barang-barang peninggalan sang jenderal. Seragam dan tanda kehormatan beliau masih tersimpan rapi.

Di ruang tengah, terdapat sebuah plakat yang menandakan tempat Ahmad Yani jatuh tersungkur setelah diberondong peluru oleh pasukan Tjakrabirawa. Bahkan, pintu rumah yang berlubang-lubang karena tertembus peluru masih dipertahankan.

Baca Juga: Sejarah G30S PKI di Indonesia, Peristiwa Kelam yang Patut Diingat

Monumen Ade Irma Suryani

Berbeda dengan dua tempat bersejarah sebelumnya yang menjadi saksi peristiwa G30SPKI, monumen Ade Irma Suryani merupakan makam tempat dikebumikannya putri Jenderal Nasution.

Ade Irma Suryani yang lahir pada 19 Februari 1960 tersebut menjadi korban termuda G30SPKI. Tiga peluru yang sebenarnya ditujukan untuk sang ayah bersarang di tubuhnya. Di badan monumen, pengunjung dapat melihat foto-foto Ade Irma Suryani, termasuk saat proses pemakamannya.

Halaman:

Editor: Resti Fitriyani

Sumber: Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x