Karena itulah dia masuk daftar target pembunuhan PKI lantaran mengetahui banyak hal. S. Parman dibantai di Lubang Buaya. Otak pembantaiannya yakni kakaknya sendiri Ir. Sakirman yang merupakan petinggi PKI saat itu.
5. Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan
Mayjen salah satu otak di balik lahirnya TNI ini lahir di balige, Sumatera Utara. Bersama dengan pemuda lain dia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) cikal bakal TNI. Kematiannya mengenaskan. Sekelompok anggota PKI menyergap ke rumahnya dan membunuh para pelayan serta ajudan.
Merasa tahu ajalnya tiba, DI Pandjaitan menemui penyergap itu dengan seragam militer lengkap. Segera dia diberondong peluru dan mayatnya dibawa ke Lubang Buaya.
Baca Juga: Kisah AH Nasution, Jenderal Penumpas PKI yang Jujur hingga Kesulitan Bayar Pajak PBB Usai Meninggal
6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
Lahir di Kebumen, 23 Agustus 1922, Mayjen Sutoyo juga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya. Para penculik mengelabui dengan mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.
7. Kapten Pierre Tendean
Satu-satunya pahlawan revolusi yang tidak punya pangkat jenderal namun keberaniannya sungguh luar biasa. Pierre Tendean sejatinya merupakan ajudan Jenderal A.H Nasution.
Dirinya berdedikasi tinggi dengan secara berani mengaaku bahwa dirinya adalah A.H. Nasution. Karena hal itu A.H. Nasution selamat dan berhasil lolos. Namun Pierre Tendean akhirnya dibunuh dan dibantai di Lubang Buaya.