Setelah tongkat itu berhasil ditancapkan dengan diiringi doa dari Sunan Kalijaga, setelah dicabut dari dalam tanah pun keluar air deras. Sumber mata air tersebut kemudian digunakan oleh perempuan tua tersebut, hingga sampai saat ini sumber mata air itu masih digunakan.
Tidak hanya kolam sumber mata air saja yang ada di sana, namun terdapat dua arca yang bernama Arca Ganesha dan Arca Resi Agastya. Semakin lengkap suasana sendang yang sejuk karena terdapat banyak pohon besar yang juga tak ketinggalan memiliki cerita sejarah.
Lalu sejarah kedua yang dituturkan oleh juru kunci Sendang Kasihan tersebut adalah tentang Putri Panembahan Senopati bernama Roro Pembayun. Putri dari raja tersebut menjadikan sendang ini sebagai tempat untuk membersihkan dan menyucikan diri.
Dalam cerita yang diutarakan oleh juru kunci tersebut, Roro Pembayun memilih sedang tersebut karena merupakan peninggalan dari Sunan Kalijaga. Dimana dalam cerita sejak Kerajaan Mataram, sendang tersebut dipercaya memiliki khasiat tertentu.
Sendang Kasihan sebagai Warisan Budaya Jogja
Dari kedua cerita sejarah tersebut, Sendang Kasihan bisa menjadi salah satu warisan budaya Yogyakarta khususnya daerah Bantul. Menurut cerita dari juru kunci, mengatakan bahwa penemu pertama kali sendang atau sumber mata air ini adalah Sunan Kalijaga.
Secara garis besar pihak pengelola dari sendang ini adalah milik pribadi, yang mana dikelola secara turun-temurun dari eyang Yudi bernama Irodiryo. Pembangunan tembok dan pagar yang mengelilingi sendang tersebut dibangun pada tahun 1923.
Baca Juga: Sejarah Hari Kebangkitan Nasional Indonesia 20 Mei: Tonggak Pergerakan Kemerdekaan
Yudi menambahkan bahwa rahasia kenapa Sendang Kasihan ini bisa masih bertahan sampai sekarang adalah karena dirinya menjunjung nilai sejarah tersebut.